Lihat ke Halaman Asli

Yovianus Toni

Iklim berubah, saya juga

Ini 3 Aplikasi Cerdas yang Bisa Bantu Kita Siaga Bencana

Diperbarui: 16 November 2019   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

inarisk.bnpb.go.id

Saya baru tahu pada Jumat pagi ketika twitter @InfoBMKG menyatakan "Peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa M 7,1 tanggal 14 November 2019, 23:17:43 dinyatakan telah berakhir." Bersyukur karena gempa besar itu tidak menyebabkan korban jiwa, walaupun ada sejumlah kerusakan sejumlah bangunan. Korban luka tercatat hanya 2 orang.

Lagi-lagi kita diingatkan untuk terus siaga menghadapi potensi bencana yang tersebar di seluruh wilayah. Karena potensi tadi tidak bisa dihilangkan, maka yang bisa dibuat adalah bersiap menghadapi.

Dari banyak aplikasi yang sudah ada, saya rekomendasikan 3 aplikasi ini agar terpasang di perangkat pintar kita.

1. Inarisk Personal

Aplikasi ini dibuat oleh BNPB untuk memberitahu kita seberapa besar bahaya yang ada di sekitar kita, di manapun kita berada. Di  mana pun posisi kita, bisa langsung memantau  tingkat potensi bahaya yang dikelompokan sebagai rendah, sedang ataukah tinggi. Ada 6 jenis potensi bencana yang bisa dipantau yaitu: gempabumi, banjir, banjir bandang, tanah longsor, tsunami dan gunung api. Ini jenis bencana yang mendominasi wilayah kita. 

Jika sudah memasang aplikasi ini, kita bisa masuk baik melalui akun medsos kita atau sebagai tamu saja

Tampilan aplikasinya seperti ini. Jika kita mengaktifkan lokasi kita, tinggal klik menu "Info Bahaya" untuk detilnya (dokpri)

Informasi yang ditampilkan di sini bersifat potensi. Ketika kita mengaktifkan lokasi, maka info bahaya atau rawan bencana bisa terdeteksi. Ini berguna agar kita bisa waspada, misalnya, ketika sebuah lokasi atau wilayah berpotensi tanah longsor tinggi, terutama ketika hujan lebat. Dalam tampilan tersebut, jika kita mengaktifkan layer salah satu jenis bahaya, maka tampilan peta akan menunjukan warna yang berbeda sesuai tingkatnya apakah tinggi, sedang maupun rendah. 

Misalkan ketika saya berwisata ke Gunung Bromo di setiap lokasi, bahayanya bisa lebih dari 1. Di area lautan pasir seperti ini tampilannya. Ada potensi bahaya gunung berapi (tentu saja) tingkatnya sedang, tanah longsor dengan tingkat tinggi, banjir, lalu gempa bumi keduanya rendah.

Contoh ketika mengaktifkan lokasi di sekitar kawasan wisata G. Bromo. Pada kelas (tingkat) bahaya tinggi dan sedang, bisa diklik untuk menu (dokpri)

Ketika ada bahaya dengan tingkat sedang atau tinggi, maka ada menu untuk panduang tindakan apa yang bisa diambil sebelum, pada saat dan setelah terjadinya bencana tersebut. Masing-masing bencana ada petunjuk praktisnya. Lengkapnya bisa dilihat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline