Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Menyorot Masalah Perwasitan di Liga Indonesia

Diperbarui: 18 Agustus 2022   04:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wasit di Liga Indonesia, tak pernah sepi dari sorotan (Bolasport.com)

Bicara soal Liga Indonesia, entah Liga 1 atau kasta dibawahnya, satu aspek yang cukup rutin jadi sorotan adalah aspek perwasitan. Hampir setiap pekan ada saja keputusan wasit yang dipertanyakan.

Umumnya hal yang jadi pertanyaan soal keputusan wasit berkaitan dengan pelanggaran, khususnya di area kotak penalti dan sekitarnya, offside, atau gol yang dianulir.

Pertanyaan akan semakin kencang terdengar, bersama caci maki kepada wasit, jika keputusan yang dibuat mempengaruhi hasil akhir pertandingan.

Masalah klasik di Liga Indonesia soal kinerja wasit sendiri cukup beragam. Ada yang bermasalah dalam akurasi keputusan saat terjadi offside, aksi diving, atau gol yang dianulir.

Semua itu biasanya terjadi di momen-momen menentukan. Bukan hanya di menit akhir, tapi juga pada saat sebuah tim sedang dalam momentum positif. Jadi, efeknya memang cukup merugikan.

Berangkat dari masalah itu, sebuah upaya perbaikan lalu coba dilakukan di Liga 1 musim ini, yakni dengan menugaskan wasit tambahan di area garis gawang. Tujuannya, untuk meminimalkan kesalahan wasit, jika terjadi insiden di kotak penalti atau garis gawang.

Salah satu dampak positif dari perbaikan ini hadir, pada laga Persib Bandung vs PSIS Semarang, akhir pekan lalu. Dalam laga ini, asisten wasit di garis gawang telah mengoreksi keputusan wasit, yang sempat mengesahkan gol lemparan ke dalam Alfeandra Dewangga.

Keputusan ini tepat, karena mencetak gol dari lemparan ke dalam memang tidak diperbolehkan, tidak seperti di olahraga basket. Sifat lemparan ke dalam ini seperti tendangan bebas tidak langsung di sepak bola. Jika gol tercipta dari posisi ini akan dihitung sebagai pelanggaran. Lawan akan mendapat hadiah tendangan bebas atau tendangan gawang.

Gol dari lemparan ke dalam baru dianggap sah (sebagai gol bunuh diri) jika bola menyentuh bagian tubuh pemain lawan, seperti pada kasus Pratama Arhan di laga uji coba resmi FIFA antara Timnas Indonesia vs Timor Leste beberapa waktu lalu.

Upaya ini cukup bagus, karena akhirnya mulai ada perbaikan di sepak bola nasional. Sayang, jika menengok konteks kekinian, kemajuan ini masih bersifat retrospektif, belum up-to-date.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline