Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Survei Microsoft dan Keluguan Warganet Kita

Diperbarui: 27 Februari 2021   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Kompas.com)

Bicara soal warganet Indonesia, ada begitu banyak cerita, tentang bagaimana hebatnya mereka dalam menggerakkan opini publik, lewat konten yang diviralkan.

Dalam hal berkomentar, warganet kita memang istimewa. Ada begitu banyak rasa di kolom komentar. Mulai dari kelucuan sampai yang paling bar-bar, semuanya ada. Saking menariknya, celotehan warganet di kolom komentar kadang terlihat lebih menarik dari konten utama.

Masalahnya, keaktifan warganet kita di kolom komentar punya sisi negatif, yakni daya rusak yang hebat dalam merisak sebuah akun, entah itu milik pesohor atau perusahaan kelas dunia sekalipun, dengan Microsoft sebagai korban terbaru.

Kejadian ini bermula dari survei tahunan bertajuk Digital Civility Index (DCI), yang bertujuan mengetahui tingkat kesopanan warganet suatu negara. Hasil survei ini menempatkan warganet Indonesia di posisi buncit se Asia Tenggara.

Tak dinyana, sebagian warganet kita lalu bereaksi dengan merisak akun Instagram perusahaan raksasa asal Amerika Serikat ini.

Alhasil, Microsoftkelimpungan, dan menutupkolom komentarakun Instagram. Diduga, mereka tidak tahan dengan serangan komentarwarganet Indonesia.

Situasi ini membuat saya merasa sedikit geli, karena Microsoft secara jenius telah membuktikan keabsahan hasil survei mereka sendiri. Tanpa menunggu lama, mereka langsung "mengakui" reputasi "seram" sebagian warganet Indonesia, sekaligus memperkenalkannya pada dunia.

Membanggakan? Jelas tidak.

Di sisi lain, survei perusahaan milik Bill Gates ini menunjukkan, seberapa muda umur "kebebasan" negeri ini, yang memang baru dimulai sejak reformasi 1998, setelah sebelumnya dipegang penguasa bergaya sentralistik di era Orde Lama dan Orde Baru.

Tapi, ini sekaligus membuktikan seberapa lugunya sebagian warganet kita. Alih-alih coba berintrospeksi, mereka malah mengakui secara gamblang bahwa apa yang dikatakan Microsoft itu benar, langsung lewat kolom komentar.

Padahal, untuk membuktikan itu salah kita hanya perlu diam, bukan malah bersikap sebaliknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline