Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Simbiosis Mutualisme Pochettino-PSG

Diperbarui: 4 Januari 2021   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mauricio Pochettino ketika masih menangai Totenham Hotspur. (Foto: IAN KINGTON/AFP via kompas.com)

Setelah mencopot Thomas Tuchel dari posisi pelatih, pada periode Natal lalu, PSG akhirnya mengumumkan nama Mauricio Pochettino sebagai pengganti, Sabtu (2/1) lalu. Pelatih asal Argentina ini diikat kontrak hingga tahun 2022 dengan opsi perpanjangan kontrak selama setahun.

Sebelumnya, posisi Thomas Tuchel di kursi panas pelatih klub Ligue 1 Prancis itu sudah diterpa gonjang-ganjing, karena performa Neymar dkk agak inkonsisten. Les Parisiens sempat membuat start jelek di liga, dan hampir masuk kotak di fase grup Liga Champions.

Masalah kian lengkap, karena pelatih asal Jerman itu diketahui tidak akur dengan direktur teknik Leonardo Araujo. Akibatnya, kesuksesan mencapai final Liga Champions musim lalu tak banyak membantu posisi eks pelatih Borussia Dortmund lolos dari pemecatan.

Jika dilihat lagi, penunjukan eks pelatih Tottenham Hotspur ini sebetulnya bukan kejutan. Maklum, eks bek Timnas Argentina ini dipandang punya kemampuan teknis cukup baik, dan terbukti sukses di Southampton dan Spurs, meski hanya bermodal bujet transfer terbatas.

Bahkan, eks pemain Espanyol ini juga sempat membawa Spurs ke final Liga Champions musim 2018/2019, meski tak aktif di bursa transfer. Nilai plus lainnya, ada pada gaya main agresif yang jadi ciri khasnya.

Dengan komposisi tim saat ini, Pochettino tak perlu repot-repot membangun tim dari nol. Kualitas pemain yang ada juga bisa dioptimalkan, karena sejalan dengan strategi andalannya. Dengan Kylian Mbappe dan Neymar sebagai ujung tombak, rasanya daya gedor PSG akan menyeramkan.

Soal adaptasi, rasanya ini bukan jadi perkara sulit. Maklum, eks pelatih Espanyol ini pernah bermain di PSG pada periode 2001-2003, dalam tim yang juga diperkuat Ronaldinho, legenda Timnas Brasil dan Barcelona.

Jadi, Parc Des Princes bukan tempat asing lagi, bagi sang Argentino. Meskipun, PSG saat ini telah menjadi tim kaya raya dan dominan di liga domestik, tepatntya, sejak dimiliki Nasser Al Khelaifi.

Tapi, jika melihat durasi kontrak Poch di klub masa muda Nicolas Anelka ini, ada manuver lain yang coba dilakukan Leonardo Araujo. Benar, meski eks pelatih AC Milan memandang eks anak didik Marcelo Bielsa ini sebagai sosok pelatih ideal, tetap ada keraguan tentang kapabilitasnya.

Maklum, sepanjang karir kepelatihannya, eks pemain Newell's Old Boys ini belum pernah meraih trofi, dan hanya berpengalaman menangani klub tanpa target juara. Jadi, mengontraknya dengan jangka pendek adalah solusi aman. Jika tak sesuai harapan, PSG bisa segera mencari pelatih baru lagi.

Mauricio Pochettino, pelatih baru PSG (kiri). Foto kanan: Pochettino semasa berseragam PSG (Sumber: Dailymail.co.uk)

Sederhananya, penunjukan pelatih Argentina keturunan Italia ini adalah "perjudian aman" bagi klub kota mode, sekaligus jalan tengah ideal untuk semua pihak. Kebetulan, akhir durasi kontrak Poch hampir berdekatan dengan Piala Dunia 2022.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline