Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Hubungan Unik Media dan Pemain Muda Indonesia

Diperbarui: 7 Desember 2017   18:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika bicara soal informasi, termasuk informasi soal pemain muda berbakat, jelas tak bisa lepas, dari peran media. Informasi itu makin mudah didapat saat ini, seiring dengan berkembang pesatnya media sosial. Tak hanya itu, informasi tersebut bisa langsung viral dengan cepat, berkat adanya media sosial. Alhasil, minat dari klub mancanegara pun datang.

Di Indonesia, kita dapat menemui contoh aktualnya, pada sosok Terens Owang Puhiri (21), pemain Borneo FC asal Papua.  Aksi gocekan cepatnya, sepanjang dua pertiga lapangan, yang berbuah gol setelah mengecoh kiper langsung viral di media sosial.

Bahkan, gol yang dicetak Terens ke gawang Mitra Kukar itu mendunia. Berkat aksinya, media asing macam Daily Mail dan The Guardian (Inggris) serta Globoesporte (Brasil), kompak melabeli pemain kelahiran Jayapura ini, sebagai salah satu pesepakbola tercepat di dunia saat ini. Label ini, juga membuat klub mancanegara tertarik merekrutnya, termasuk klub liga Kroasia, Malaysia, dan Thailand. Pendek kata, Terens bak sedang kejatuhan durian runtuh, berkat gol solonya itu.

Tapi, belakangan, pemberitaan masif soal Terens, justru berbalik merugikan dirinya. Dalam hal ini, terkait soal klub mana, yang akan menjadi pelabuhan berikut dirinya. Jelas, pemberitaan berlebih terkait dirinya, malah membuat semua masih serba tak pasti.

Apalagi, klub liga Kroasia, yang sebelumnya kerap diberitakan tertarik, justru menarik diri. Praktis, klub peminat Terens tinggal klub asal Malaysia, dan Thailand, dengan Perak FA (Malaysia), sebagai peminat serius. Satu-satunya hambatan, tinggal soal biaya transfer. Karena, kontrak Terens di Borneo FC masih tersisa sampai tahun 2021. Melihat situasinya, tak mengagetkan, jika nantinya Terens akan pindah ke Malaysia, atau bahkan bertahan di Borneo FC.

Menariknya, kasus Terens ini, mirip dengan yang dialami Andik Vermansah dulu. Kala itu, Andik gencar diberitakan dipantau klub-klub Eropa (termasuk Benfica, klub raksasa liga Portugal). Bahkan, ia sempat trial di DC United (AS). Tapi, selang beberapa waktu, Andik akhirnya justru berlabuh di Selangor FA, klub liga Malaysia, sebelum akhirnya hengkang tahun 2017.

Jejak Andik ini, lalu diikuti Evan Dimas, dan Ilham Udin Armayn tahun 2017. Dari keduanya, Evan Dimas sempat bernasib seperti Andik; diberitakan secara luar biasa, sempat "trial" di luar negeri (Spanyol), sebelum akhirnya berlabuh di Selangor FA. Kalau dijadikan peribahasa, perjalanan Evan dan Andik, akan berbunyi: "sejauh-jauhnya rumor transfer terbang, pada akhirnya mendarat di Malaysia juga". Mungkin ini terdengar agak konyol, tapi inilah faktanya.

Apa yang dialami Andik, Evan, dan (bisa jadi) Terens ini membuktikan, pemberitaan media soal pemain muda kita bak pedang bermata dua. Di satu sisi, pemberitaan masif media (dan kehebohan masyarakat) mampu mempopulerkan si pemain dengan cepat. Di sisi lain, pemberitaan media justru mendatangkan ketidakpastian. Karena, hal yang di "blow up" besar-besaran ini, sejatinya masih belum pasti. Bahkan, pada kasus tertentu, ini bisa membatalkan minat klub peminat, yang hanya ingin beritanya di-publish, setelah semua proses transfer tuntas. Memang, sikap heboh berlebihan, selalu berakhir tak baik, apalagi untuk sesuatu yang sifatnya belum resmi, atau terbukti valid kebenarannya.

Referensi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline