Lihat ke Halaman Asli

Yon Bayu

TERVERIFIKASI

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Menguji Dua Alasan Muhaimin Menolak Mahfud MD dan Dampaknya bagi Jokowi

Diperbarui: 11 Agustus 2018   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua UMum PBNU Said Aqil Siroj bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Foto: KOMPAS.com/dok.Muhaimin

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyodorkan dua alasan sebagai dasar penolakan terhadap Mahfud MD menjadi cawapres petahana Presiden Joko Widodo. 

Jika ditelaah lebih jauh, sebenarnya bukan karena alasannya yang brilian sehingga mampu mengubah pilihan Jokowi dari anggota Dewan Pengarah BPIP ke ke Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin.

Kini publik mengetahui jika sebenarnya Jokowi sudah memutuskan nama Mahfud MD sebagai cawapres seminggu sebelum diumumkan Kamis sore, 9 Agustus 2018.  

Keputusan tersebut tidak diketahui ketua-ketua umum partai pendukung. Setidaknya belum diketahui oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Rommy). Hingga kemudian sehari sebelum pengumuman, Sekretaris Negara Pratikno menghubungi Mahfud untuk bersiap. Paginya, setelah mendapat kepastian, Mahfud langsung fitting kemeja putih lengan panjang yang disebutnya favorit Jokowi.

Hal itu kemudian diketahui oleh Muhaimin, Rommy dan sejumlah pengurus partai lainnya sehingga muncul berbagai pernyataan antara yang mendukung dan menolak. PSI dan Nasdem tidak mempersoalkan, sedang Muhaimin langsung menolaknya secara frontal. 

Di samping mengajak PBNU sehingga keluar ancaman tidak akan mendukung karena Mahfud bukan kader Nahdlatul Ulama (NU), Muhaimin juga membujuk PPP untuk ikut menolak. 

Muhaimin menawarkan solusi penggantinya bukan dirinya tetap Ma'ruf Amin. Hal ini yang membuat Rommy terpincut karena memang sejak lama menginginkan cicit Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani, ulama besar yang pernah menjadi Imam Masjidil Haram tersebut sebagai cawapres Jokowi.

Setelah berhasil meyakinkan Rommy, Muhaimin lalu melobi ketua-ketua umum partai pendukung lainnya dengan membawa dua alasan. Pertama, jika tujuan Jokowi menggandeng Mahfud MD untuk mendapat dukungan Nahdliyin, maka hal itu keliru. Sebab, menurut Muhaimin, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut justru bagian dari masalah di NU.  

Benarkah alasan tersebut? Mahfud termasuk orang kepercayaan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Pakar hukum Tata Negara asal Sampang, Madura ini, pernah menjadi Menteri Pertahanan di masa Gus Dur berkuasa. Mahfud dianggap sebagai Gusdurian sejati. 

Persoalannya, PKB Muhaimin tidak akur dengan keluarga Gus Dur. Hal ini merupakan buntut dari perpecahan di tubuh PKB dan sempat menimbulkan dualisme kepemimpinan yakni antara Muhaimin dengan Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid, putri tertua Gus Dur.

Perselisihan yang terjadi sejak 2006 lalu, dan sempat terjadi insiden rebutan nomor urut PKB menjelang Pemilu 2009, sampai kini masih membara. Orang-orang NU yang pro Gus Dur, seperti Khofifah Indar Parawansa, dijauhi oleh Muhaimin dan kelompoknya yang bercokol di PBNU. Dari sini bisa dimengerti mengapa Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj sampai berujar Mahfud bukan kader NU. Sedang di sisi lain Yenny tegas menyebut Mahfud kader NU tulen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline