Lihat ke Halaman Asli

Yonathan Christanto

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Danau Toba yang Tak Sekadar Destinasi Wisata Coba-coba

Diperbarui: 27 September 2021   00:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pribadi

Toba memang tak bisa dipungkiri memiliki sisi magisnya tersendiri. Ia memang tak sedewata Bali. Ia juga tak seromantis Yogyakarta. Tapi Toba memiliki pesonanya sendiri berkat kemegahan yang ditawarkan dalam kesederhanaannya.

Ya, kemegahan yang penulis langsung bisa rasakan saat pertama kali mendarat di Bandara Internasional Silangit, tiga tahun yang lalu. Sesaat sebelum mendarat, dari jendela pesawat kita langsung disuguhi aura magis nan megah danau Toba yang fenomenal tersebut. Danau yang berada di kaldera gunung supervulkan yang pernah meletus sekitar 69.000-77.000 tahun lalu, yang memiliki dampak besar terhadap genetika populasi manusia hingga saat ini.

Hawa dingin nan segar yang masuk pasca terbukanya pintu pesawat seakan menjadi tanda dari alam untuk menyambut dengan ramah setiap orang yang tiba untuk berwisata atau sekadar melewatinya sambil berdecak kagum akan paras cantik Danau Toba.

Dokpri

Toba memang cantik apa adanya. Jika diibaratkan seorang perempuan, Toba sudah mampu menunjukkan aura dan karisma kecantikannya tanpa harus bersolek secara berlebihan. Karena jika terlalu berlebihan, justru akan membuatnya menor dan kehilangan daya tarik naturalnya.

Perjalanan penulis menikmati Danau Toba tiga tahun lalu bisa dibilang tak terlalu maksimal. Ya, semacam coba-coba karena agenda utamanya memang mengunjungi keluarga istri yang berada di kecamatan Laguboti yang sejatinya juga berada di tepian Danau Toba.

Praktis, penulis pun hanya bisa menikmati keindahan Danau Toba dari "pinggirannya" saja. Tak sempat mengarungi danaunya yang konon jauh lebih magis rasanya dari sekadar menikmati pemandangannya dari kejauhan.

Geosite Sipinsur menjadi tempat pertama yang penulis datangi. Wilayah di sisi Selatan Danau Toba ini memungkinkan kita untuk bisa melihat pemandangan Danau Toba secara luas dari ketinggian. Suasananya tak hanya tenang dan sejuk, namun juga magis dan indah.

Di tempat ini juga ada beberapa kedai makanan yang siap menyediakan jajanan untuk pengunjung yang lapar. Mi instan rebus dengan topping sayuran dan telur pun menjadi pilihan penulis waktu itu. Pas dinikmati di tengah suasana hutan pinus yang rimbun dengan hembusan angin yang segar dan dingin.

Sedangkan titik kedua untuk menikmati keindahan danau Toba adalah di hotel tempat penulis menginap. Hotel Niagara Parapat menjadi pilihan kala itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline