Lihat ke Halaman Asli

Perempuan, Remaja dan Radikalisme

Diperbarui: 10 Maret 2024   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

merdeka.com

Melalui  penelitian dan pengamatan yang terus menerus, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyimpulkan bahwa ada tiga kelompok yang rentan terpapar radikalisasi  yaitu Perempuan, remaja dan anak-anak. Paparan ini dilakukan oleh pihak radikal yang dengan sengaja menyebarkan faham itu kepentingan nya atau politik.

Cara penyebarakan faham ini dilakukan secara sistematis, massif dan terencana dengan memanfaatkan symbol keagamaan. Simbol keagamaan amat efektif untuk menyebarkan faham ini karena agama menjadi salah satu cara dari banyak orang untuk kebutuhan emosionalnya. Kita bisa melihat banyak dari para professional, pria maupun wanita yang memiliki segalanya dalam hidup ini, lalu merasa jeuh dan mendapat pencerahan dalam hidupnya melalui agama. Ini yang kemudian banyak yang menyebutnya dengan hijrah.

Dalam proses ini seringkali ada paparan faham radikal. Caranya tidak saja bersifat konvensional, tatapi dengan cara kekinian, melalui teknologi antaralain media sosial seperti twitter (X), Facebook, sampai youtube dan platform lainnya sampai ke wa grup. Pengajian eksklusif juga turut andil dalam menyebarkan faham ini.

Beberapa tahun lalu, mungkin kita mendengar satu keluarga salah satu pejabat (ASN) di otorita batam yang berangkat bergabung dengan ISIS . Ternyata keluarga ini bukan hanya keluarga inti, tapi juga keluarga besarnya, yang terdiri dari anak, ayah ibu, keluarga tante, keluarga uwak, keluarga kakek dan neneknya, sehingga kurang lebih berjumlah 25 orang.

Keluarga ini meninggalkan Indonesia dengan menjual sebagian harta mereka. Ayah mereka yang merupakan ASN melepaskan diri dari jabatan itu dan pergi ke Suriah. Propaganda dari ISIS  menyebut bahwa para pihak yang ingin bergabung dengan ISIS akan mendapatkan lingkungan Islami seperti yang tergambar dari cerita di Alquran.

Namun ternyata kenyataan yang mereka temui sangat berbeda dengan apa yang dihembuskan oleh ISIS. Mereka dipaksa berperang dan para wanita dipaksa untuk dinikahkan dengan para serdadu ISIS. Ternyata kenyataan di Suriah itu membuat keluarga itu menyesal dan ingin kembali ke Indonesia.

Usut punya usust, yang punya ide untuk berangkat ke Suriah adalah anak Perempuan mereka, sebut dengan nama D. Saat berumur 15 tahun, D menghabiskan waktu libur sekolahnya untuk membaca segala hal tentang Suriah. Dan dia membujuk ayah ibu dan saudara-saudaranya dan mereka menolaknya dan kemudian D pergi dari rumah. Setelah kembali ke rumah, D dengan gigih masih menginginkan mereka berangkat ke Suriah. Hal mengejutkan adalah kemudian sang ayah mengiyakannya dengan mengobarnkan karirnya, menjual rumah mereka dll. Dan kemduian mereka berangkat ke Suriah.,

Dari cerita ini kita bisa melihat bahwa temuan atau teori yang dikemukaan oleh BNPT adalah benar adanya. Remaja, Perempuan dan anak-anak adalah pihak yang sangat mudah terpapar faham radikal melalui media sosial.  Dalam hal ini D yang merupakan Perempuan di umur remaja, amat gigih menyakinkan keluarganya atas keberangkatan mereka ke Suriah.

ISIS memang sudah kalah dalam peperangan . Namun pemuja ideologi ini akan tetap berjuang dengan cara apapun agar banyak orang terpengaruh. Tugas kita adalah mencegahnya.

*

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline