Lihat ke Halaman Asli

Yolis Djami

Foto pribadi

Pesan Kecil dari Tilong: Jadikan Menulis sebagai Kebiasaan Sehari-hari

Diperbarui: 31 Agustus 2021   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: popbela.com.

 

Tadi malam saya berkesempatan berbagi pengalaman tentang menulis. Saya berbagi dari Tilong kepada teman-teman pegiat literasi dari seluruh pelosok negeri. Kegiatan berbagi itu dimulai pukul jam 20.00 -- 21.30 wita. Semoga memenuhi harapan dan kebutuhan akan rasa haus dan lapar informasi kepenulisan mereka.

Seperti yang sudah saya sampaikan di tayangkan terdahulu bahwa sedang persiapan. Mempersiapkan diri untuk berbagi dengan teman-teman di WAG MBI (WA grup Menulis Buku Inspirasi). Dan tadi malam telah terselenggara dengan baik.

Saya mempersiapkannya satu hari sebelum pertemuan di udara. Itu sebabnya, tanggal yang tertera di akhir tulisan ini bukanlah hari ini. Tetapi hari Minggu tanggal 29 Agustus. Rasanya itu tidak masalah, bukan? Berikut adalah materi yang saya bagikan.

Apa itu kebiasaan? Saya ringkaskan arti kebiasaan dari KBBI elektronik. Satu, sesuatu yang biasa dan selalu dikerjakan. Dua, pola untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang untuk hal yang sama. Jadi kebiasaan menulis sehari-hari artinya biasa dan selalu menulis dengan pola yang tetap yaitu sehari-hari dan berulang-ulang.

Ada sebuah teori praktis mengajarkan bahwa untuk bisa menjadikan sesuatu itu sebuah kebiasaan, minimal melakukannya selama 28 kali berturut-turut (katakanlah satu bulan penuh). Jadi kalau mau menjadikan menulis sebagai kebiasaan, lakukanlah berturut-turut mulai hari ini (sekarang) hingga 28 kali ke depan. Jangan terjeda sehari pun.

Dari mana datangnya kebiasaan itu? Pertama, melalui sebuah kesadaran memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat menurut standar umum. Mulai dari menulis hal yang sederhana baik ide, cara dan kuantitasnya. Maka untuk menjadi biasa harus diawali dengan sebuah perjuangan berat.

Kedua, ia akan menjadi sesuatu yang biasa dan rutin. Sudah mulai terbiasa menulis mengungkapkan isi hati dan pikiran. Ketiga, dari rutin mulai menyukai kegiatan menulis itu. Keempat, mulai mencintai aktivitas menulis.

Kelima, ia sudah merupakan suatu kebutuhan. Sampai tahap ini, akan terasa ada yang kurang jika belum melakukannya. Seperti: seseorang yang harus selalu minum kopi setiap pagi. Jika sehari saja belum minum kopi rasanya ada yang kurang.

Keenam, ia sudah menjadi sebuah gaya hidup. Sesuatu yang telah terinternalisasi dalam dirinya bahwa hidup, ya, menulis. Atau menulis adalah hidupnya. Di tahap inilah seseorang boleh dan bisa disebut profesional.

Saya melabelnya dengan frasa ini: tiada hari tanpa menulis. Jadi kebiasaan itu berasal dari suatu kesadaran pemaksaan diri, lalu mulai rutin, jadi suka, meningkat jadi mencintai, kemudian jadi suatu kebutuhan dan berakhir menjadi sebuah gaya hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline