Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Andrianto Sir

Sebuah Catatan Perjalanan

Wisata Sejarah dan Religi di Nusalaut

Diperbarui: 13 Februari 2022   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempat duduk khusus / raja menjadi vocal point, dengan warna pastel yang lembut *Dokumentasi Pribadi

Mendengar kata Nusalaut, saya langsung teringat dengan Martha Christina Tiahahu. Tidak hanya dikenal oleh orang Maluku saja, Christina telah dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai pahlawan nasional karena kegigihannya melawan penjajahan. Selain di pusat Kota Ambon, di Nusalaut ini juga terdapat patung sosok’nya yang  berdiri gagah sebagai memorial site di tanah kelahirannya.

Masuk diantara gugusan Pulau-Pulau Lease; Nusalaut secara administratif berada dalam wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Untuk mengunjunginya, saya harus menyeberang menggunakan Kapal Ferry (ASDP) selama kurang lebih enam jam dari Ambon. Kedatangan saya ke pulau anyo-anyo ini tidak untuk mengulik sejarah perjuangan sang Srikandi dari Timur, namun saya berniat mengunjungi beberapa gereja bersejarah yang berada di pulau ini. Setidaknya terdapat tujuh gereja tua yang tersebar di seluruh desa / negeri diantaranya adalah sebagai berikut :

Gereja Eben Haezer (1715) jemaat Desa Sila dan Leinitu.

Gereja Sion (1820) di Desa Nalahia

Gereja Beth Eden (1817) di Desa Ameth

Gereja Irene (1895) di Desa Abubu

Gereja Eben Haezer (1826) di Desa Titawaai

Gereja Sion (1820) di Desa Nalahia

Gereja Bethesda (1900) di Desa Akoon

Karena keterbatasan waktu, saya hanya berkesempatan untuk mengunjungi tiga diantaranya saja. Pastinya setelah melalui proses perizinan dari Pendeta maupun pengurus gereja yang bertugas saat itu.

Gereja Eben Heazer (1715) – Desa Sila-Leinitu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline