Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Andrianto Sir

Sebuah Catatan Perjalanan

Lukisan Kamasan yang Tak Lekang Dimakan Zaman

Diperbarui: 17 Oktober 2021   11:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses Nyawi Lukisan Kamasan | Dok. Suprapta Gallery

Jauh sebelum pandemi tatkala berkunjung ke Bali, mata saya selalu dialihkan dengan lukisan/ilustrasi klasik di beberapa Pura maupun Puri (istana raja-raja Bali) yang berusia puluhan atau bahkan ratusan tahun.

Lukisan itu nampak pudar karena termakan usia memang, namun dengan melihatnya saja seolah kita dibawa ke Bali di masa lalu. 

Bagaimana “orang Bali” memvisualkan cerita rakyat, epos serta keagungan Sang Hyang Widiwase dalam manifestasi Dewa / Dewi ke dalam media lukisan yang sarat akan makna serta budi pekerti yang luhur.

Kekaguman itu menimbulkan rasa ingin tahu saya, dan sayapun berusaha mencari lebih jauh dari mana lukisan dengan kombinasi warna-warna cerah itu dibuat dan berasal.

Rasa penasaran saya terjawab setelah beberapa kali mencocokkan gambar, mencoba mengingat-ingat karakter lukisan yang saya lihat di pura (yang pernah saya kunjungi) dengan berselancar di internet dan media sosial. 

Hasil pencarian di dunia maya mengantarkan saya pada sebuah Desa bernama Kamasan di Kabupaten Klungkung.

Ya, daerah ini dikenal sebagai sentra kerajinan lukisan klasik khas Kamasan; lukisan yang selama ini saya cari.

Pun media sosial mempertemukan saya dengan Wayan Suprapta, pengelola akun Instagram @Supraptagallery yang menawarkan jasa pembuatan lukisan khas Kamasan.

Sebenarnya membedakan lukisan khas Kamasan dengan lukisan yang lain cukuplah mudah. Lukisan ini menggambarkan beberapa karakter yang sekilas terlihat seperti wayang. Cerita dalam lukisannyapun kebanyakan menggambarkan tentang epos Ramayana, Mahabaratha dan cerita klasik masyarakat Bali kuno yang erat kaitannya dengan religi agama Hindu.

Setelah melihat galeri yang dikelola Wayan di media sosialnya, sayapun tertarik untuk memesan lukisan yang berjudul Mandaragiri; kisah pencarian tirta amerta/air kehidupan oleh para dewata.

Kisah tentang Kurma Awatara tersebut muncul dari kisah pemutaran Mandaragiri yang terdapat dalam Kitab Adiparwa, beserta Purana lainnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline