Lihat ke Halaman Asli

Yogaswara F. Buwana

Pemikir Bebas

Kejenuhan

Diperbarui: 6 Mei 2017   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pernahkah kebisingan merangkum kebosanan ?.Asap-asap membuka pandangan dimana-mana.Pencakar langit enggan terdakiAtau gelegar kata telah terbungkam.Tiada nyaring tergema hingga seberang. Kejenuhan berkeliaran di lantai abu-abuSampai di bangunan yang terpenjaraInilah perkotaan... Sejenak aku berlarian dalam alam keheninganIngatanku mengibar di tanah-tanah berselimut airTentang sawah-sawah yang menguning, ladang-ladang sepi, atau percikan-percikan sungai desa. Aku melangkah sejenak di pematang Menyaksikan pejuang pangan yang mengelilingiMemandang gunung-gunung yang berombakKemerduan suara-suara ternak yang bersahutanLelambai dedaunan dihempas sepoiAtau suara-suara denting menyiram kerontang. Sekilas aku bercengkerama dengan merekaPara penduduk dengan pikiran-pikiran sederhanaTiada memaknai politik, ekonomi, sosial, maupun demonstrasiSebuah ketenangan yang melembayung jiwa. Aku mengabur ke gubugSampai senja menyemai ragaDengan renungan kata-kata puitis tanpa tersiratSeolah pesona sang cakrawala tiada meredaInilah pedesaan... Aku tersadar dari hayalan ituKebisingan masih menyertaikuBerlembar suara masih menggemaTerdiamlah dalam kejenuhan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline