Lihat ke Halaman Asli

Martin Luther King Jr: Pemimpin yang Berhati Melayani

Diperbarui: 27 Juli 2021   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Martin Luther King Jr. - Sumber: tmax-mania.com

Richard L. Daft dalam bukunya yang berjudul The Leadership Experience mendefinisikan seorang pemimpin yang melayani adalah seorang pemimpin yang melampaui kepentingan diri-nya sendiri dan memiliki hati untuk melayani kebutuhan orang lain terlebih dahulu, membantu orang lain tumbuh, dan memberikan kesempatan bagi orang lain untuk mendapatkan sesuatu secara material maupun emosional.

Kepemimpinan yang melayani atau biasa disebut sebagai servant leadership merupakan suatu gaya kepemimpinan yang dikembangkan untuk mengatasi suatu masalah kepemimpinan yang dialami oleh suatu masyarakat atau bangsa. Para pemimpin dengan gaya servant leadership ini memiliki kecenderungan untuk lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan, dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya lebih di atas dirinya.

Martin Luther King Jr. adalah contoh dari pemimpin yang berhati melayani. Ia merupakan seorang yang memimpin gerakan perlawanan terhadap undang-undang pemisahan rasial antara keturunan Afrika Amerika dengan warga kulit putih di Amerika Serikat, terutama di wilayah selatan.

King Jr. semasa kecilnya sering merasakan pengalaman menyakitkan terkait pemisahan ras oleh masyarakat selatan Amerika Serikat yang saat itu masih lekat dengan rasisme. Salah satunya adalah ketika King Jr masih berusia 6 tahun dan dalam perjalanan pulang dari sekolahnya menaiki bus, ia dan guru sekolah nya yang berkulit hitam diminta berdiri dari tempat duduknya dan tidak diperbolehkan duduk agar seorang penumpang kulit putih dapat menempati kursi mereka.

King Jr. dengan anak-anak sekolahan - Sumber: share.america.gov

Di sekolah, King Jr. dikenal sebagai siswa yang pintar, berani, sering memenangi kompetisi debat dan disenangi oleh guru dan teman-temannya. Berkat kepiawaiannya dalam berorasi dan memimpin, ketika beranjak dewasa ia berhasil menggerakan orang banyak untuk melakukan gerakan anti-rasisme di Amerika serikat pada tahun 1950-1960.

Perlawanan Tanpa Kekerasan

Perlawanan yang dilakukan oleh Martin Luther King Jr. berbeda dari kebanyakan perlawanan lain yang menggunakan kekerasan, perlawanan tersebut merupakan perlawanan tanpa kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat kulit hitam Amerika untuk mendapatkan hak-hak sipil mereka (civil rights movement).

Kegelapan tidak bisa mengusir kegelapan, hanya cahaya yang bisa melakukannya. Kebencian tidak akan mampu menghapus kebencian, hanya cinta yang mampu melakukannya.

-Martin Luther King Jr.

King Jr. tentu saja tidak memilih jalan yang mudah ketika ia mengambil peran kepemimpinan dalam gerakan hak-hak sipil tersebut dan memilih untuk berjuang dengan pendekatan tanpa kekerasan. Ia tahu pendekatan tersebut akan lebih sulit, tetapi ia juga tahu itu pada akhirnya akan lebih bermanfaat bagi mereka yang dia coba layani. Dan benar saja, dengan kepiawannya, Martin Luther King Jr. dapat meyakinkan korban tindakan rasisme dan diskriminasi untuk tidak melakukan serangan balik, sehingga gerakan tanpa kekerasan tersebut aman terkendali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline