Lihat ke Halaman Asli

Ya Yat

TERVERIFIKASI

Blogger

Benarkah Pangan Organik Lebih Menyehatkan Dibandingkan Non-Organik?

Diperbarui: 10 November 2018   05:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayuran organik (dok.maxmanroe.com)

Kesehatan menjadi perhatian banyak orang saat ini. Kesadaran untuk hidup sehat makin mengemuka. Orang melakukannya karena memang sadar akan pentingnya kesehatan atau sekedar ikut-ikutan. 

Makanya saat ini banyak banget cara buat gaya hidup sehat yang diberitakan lalu diikuti oleh banyak orang. Salah satu cara hidup sehat yang sekarang banyak dilakukan orang adalah dengan mengonsumi produk organik.

Ketika saya berbelanja di sebuah supermarket, ada beberapa sayuran yang tempatnya dipisahkan dari sayuran yang lain. Sayuran ini ditaruh di rak dengan nama "sayuran organik". Harga sayuran ini relatif lebih mahal daripada sayuran yang lain padahal secara kasat mata, penampakan sayuran ini sama dengan sayuran lainnya, hanya dikemasnya lebih bagus, ada plastik-plastiknya sendiri gitu.

Produk Organik dan Alasan Orang Mengonsumsinya

Apa sih sayuran organik itu? Sayuran organik adalah sayuran yang ditanam tanpa menggunakan pupuk pestisida, tapi menggunakan pupuk kandang dan pupuk dari fermentasi sayuran. Karena tidak menggunakan pupuk pestisida, sayuran organik dipercaya lebih menyehatkan dibandingkan sayuran non-organik.

Bukan sayuran saja yang organik, tapi juga bahan pangan dan produk lainnya misalnya beras organik, minyak organik, kopi organik dan skin care organik. Bahkan juga ada lele organik. Lele organik diberi pakan yang terbuat dari fermentasi kotoran kambing dan sapi. Kadang pakan lele juga terbuat dari ampas tahu.

Sawi organik, akhirnya beli juga pas jalan di supermarket (dok.yayat)

Bahan pangan organik selalu laku untuk dijual walaupun harganya mahal. Akun penjual bahan pangan organik banyak tersebar di sosial media. Di media sosial, foto-foto aneka bahan pangan organik dipampang dengan cantik menarik minat untuk membeli produknya. Saya pun suka melihatnya. Dari sisi marketing, foto memang menjadi hal utama untuk promosi.

Namun pastinya orang yang mengonsumsi bahan pangan organik nggak semata membeli karena tertarik dengan penampakan fotonya. Sebut saja Mbak Widyanti, blogger pecinta pola hidup sehat dan sering menulisnya di blog miliknya ini menggunakan produk organik dalam bentuk skincare dan sering memakan pangan organik. Ia melakukannya sebagai ikhtiar memperoleh manfaat pangan seoptimal mungkin.

Pangan organik nutrisinya cenderung lebih lengkap karena budidayanya secara alami katanya. Selain itu konsumsi produk organik dimaksudkan untuk menghindari dampak negatif dari proses budidaya pangan konvensional, di mana ada pestisida sintetis yang digunakan di dalamnya, lanjutnya lagi ketika berbicara dengan saya.

Penggunaan pestisida ternyata menjadi alasan utama seseorang mengonsumsi bahan pangan organik. Senada dengan yang diutarakan oleh Mbak Rara Wulan, seorang blogger dan wiraswastawati yang rutin mengonsumsi produk organik sejak kecil. Almarhum kakek  Mbak Rara Wulan adalah seorang kimia analis yang nggak mau anak dan cucunya tercemar bahan kimia terutama pestisida yang diberikan pada proses penanaman. Makanya sayuran organik jadi pilihan keluarga Mbak Rara sejak dulu.

Mbak Widyanti, blogger pencinta hidup sehat (dok.widyanti)

Sementara untuk penggunaan perlengkapan mandi berbahan organik, Mbak Rara menggunakannya atas dasar kepedulian terhadap lingkungan. Busa sabun organik yang terbuang saat mandi, nggak membuat lingkungan jadi teracuni dan dalam jangka panjang membuat bumi jadi lebih sehat.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline