Lihat ke Halaman Asli

Aksi Cepat Tanggap

Organisasi Kemanusiaan

Pilu Anak Panti Asuhan Hadapi Ujian Sekolah dan Ramadan Tahun Ini

Diperbarui: 5 April 2021   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Panti Asuhan Akhiruz Zaman, Bekasi, ada puluhan anak bernaung. Mereka berekonomi prasejahtera dan membutuhkan berbagai bantuan, mulai dari pangan hingga pendidikan. / dok. ACT

BEKASI -- Cahya Adelia (16) melangkah tenang ke dalam ruang tamu berukuran lebih kurang 3x4 meter di Panti Asuhan Yatim Piatu Akhiruz Zaman, Rawalumbu, Kota Bekasi, tidak lama setelah tim Global Zakat Kota Bekasi tiba di panti asuhan, Kamis (1/4/2021) siang. Perempuan yang akrab disapa Dea merupakan salah satu yatim yang menetap di panti asuhan tersebut.  Dea sudah hampir tiga tahun menjadi anak asuh di asrama bersama 50 anak lainnya. Ia mengisi waktu dengan berbagai macam aktivitas di tempat yang telah menjadi rumahnya kini.

Ketika Global Zakat berkesempatan silaturahim dengannya, ia baru saja selesai melayani pembeli di warung kecil milik panti. Aktivitas berjualan yang disediakan pihak panti asuhan jadi satu di antara berbagai kegiatan. Melalui warung itu, Dea menuturkan, bisa mendapat penghasilan tambahan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian bersama anak-anak lainnya, tentunya selain mengandalkan uluran tangan donatur.

Hadirnya Global Zakat di Panti Asuhan Yatim Piatu Akhiruz Zaman dalam rangka mendistribusikan sedekah pangan sekaligus bantuan biaya pendidikan. Dea mengatakan, bantuan tersebut begitu bermanfaat, khususnya menopang biaya pendidikan.

Kebahagiaan Dea atas datangnya bantuan pendidikan ini bukan tanpa alasan. Yatim itu beberapa waktu lalu pernah tak bisa mengikuti ujian karena belum mampu membayar biaya pendidikan yang telah ditetapkan pihak sekolah. Hal ini bukan pertama kali Dea rasakan, melainkan sudah beberapa kali. "Kalau belum bisa bayar, mau gak mau ikut susulan. Sedih juga enggak bisa ulangan bareng teman-teman," tuturnya.

Problem pendidikan anak asuh panti ini diamini Lia, salah satu Pengurus Panti Asuhan Akhiruz Zaman. Permasalahan pendidikan seperti yang dirasakan Dea acap kali dirasakan anak asuh lainnya yang sudah duduk di bangku sekolah. Selain karena latar belakang keluarga anak asuh yang prasejahtera, kondisi lain yaitu finansial yayasan yang hingga kini hanya mengandalkan sumbangsih donatur.

"Total ada 20 pengurus termasuk guru TK dan ustaz serta ustazah. Kami di sini berjuang sendiri. Untuk itu, kami menantikan orang tua asuh serta donatur tambahan untuk membantu kebutuhan harian anak-anak, khususnya pendidikan," jelas Lia.

Panti Asuhan Akhiruz Zaman saat ini mengasuh 50 anak yatim, piatu, dan prasejahtera yang menetap di asrama. Mereka biasa berkegiatan ibadah, belajar bahasa, piket bersih-bersih, serta ke sekolah bagi yang sudah masuk usianya. Di samping itu, panti juga mengasuh 41 anak lain yang tinggal di sekitarnya, mereka mendapatkan biaya dukungan untuk sekolah dan makan sehari-hari.

Ramadan di panti asuhan

Seperti masyarakat dunia pada umumnya, Lia berkisah, tahun ini menjadi tahun kedua anak asuhnya menjalani Ramadan di tengah pandemi. Kondisi ini dirasa cukup berat. Pasalnya, masih jelas dalam ingatan Lia bagaimana kesulitan yang dialami panti asuhan ketika tahun lalu melewati bulan suci bertepatan dengan pandemi, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline