Lihat ke Halaman Asli

Fais UlinNuha

Pengusa Muda

Pengusaha Mebel di Jepara Terancam Gulung Tikar karena Kelangkahan Tukang Kayu

Diperbarui: 26 September 2021   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pengrajin mebel di jepara sedang melakukan perakitan kursi makan di salah satu gudang mebel di desa bugel, kec.kedung, jepara jawa tengah (26/9/2021)

   JEPARA - Akhir-akhir ini para pengusaha mebel jepara banyak yang mengeluh, sejak industri besar banyak yang masuk ke daerah termasuk jepara, tak sedikit tenaga industri mebel jepara yang pindah haluan ke pabrik-pabrik besar untuk bekerja di sana.

Dengan iming-iming gaji sesuai upah minimum kabupaten/ kota jepara yang mencapai 2,1 juta perbulan, banyak pengrajin mebel jepara yang kini memilih bekerja di pabrik garmen. Alasannya, bekerja di pabrik garmen lebih nyaman karena tidak berbaur dengan debu kayu dan gajinya tetap.  Akibatnya, kini para pengusaha mebel jepara kekurangan tenaga kerja.

Salah satu pengusaha mebel jepara, bapak Fais Ulin Nuha pemilik CV. yasmine mebel mengungkapkan pindahnya para pengrajin mebel jepara ke industri garmen sangat merugikan, karena bisa berdampak buruk bagi masa depan industri mebel jepara. Karena kebanyakan para pengrajin yang hijrah ke industri garmen merupakan bibit-bibit muda masa depan industri mebel jepara, kalo penerus industri mebel di jepara tidak ada saya khawatir akan kelangsungan produksi mebel yang ada di jepara. ( ucap pak Fais )

Di kabupaten jepara sendiri, banyak pelaku usaha mebel kecil yang sudah mulai gulung tikar, bagaimana tidak ? bahan material utama produksi mebel seperti kayu jati sudah mulai langkah dan harganya kian melonjak setiap tahun. Sekarang di tambah lagi dengan langkahnya pengrajin yang mau bekerja lagi sebagai pengukir kayu.

Kemarin saya sempat bertemu pelaku usaha mebel di jepara yang kini sudah tidak memproduksi mebel. ungkapnya, mulai 2019 sampai 2021 ini usaha mebel adalah tantangan yang sangat berat. kami selaku usaha kecil yang ingin mempertahankan industri mebel di hadapkan dengan banyak tantangan. mulai dari kayu jati yang sekarang tidak sama dengan yang dulu, sekarang kayu jati sangat mahal dan terkadang banyak yang pada bolong.

 Sekarang di tambah dengan pindahnya para pengukir mebel yang hijrah ke industri garmen. bayangkan saja, kami pengusaha kecil dengan modal yang pas-pasan sudah bingung mengatur manajemen keuangan, sekarang pengrajinpun tidak punya. ucap salah satu pengusaha mebel.

Masalah tenaga kerja pada kerajinan mebel kini menjadi problem yang serius bagi pengusaha mebel di jepara. Mereka kesulitan mengembangkan usahanya yang sudah di rintis bertahun-tahun akibat tidak punya pengrajin mebel, akibatnya banyak pengusaha kecil yang gulung tikar dan industri mebel di jepara pun terancam punah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline