Lihat ke Halaman Asli

Yandra Susanto

Penulis, Pendidik, Ayah, Pendakwah

H+1 Pemilu, Sekolah adalah Pihak Pertama yang Kalah

Diperbarui: 15 Februari 2024   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pesta pora demokrasi baru saja siap di gelar. Ratusan juta rakyat Indonesia di dalam dan luar negeri berbondong-bondong datang ke tempat pemungutan suara untuk serta menentukan nasib republik ini lima tahun kedepan.

Proses penghitungan suara masih berlangsung di tingkat TPS, sebagian sudah di antar ke Kecamatan untuk Rekap secara Resmi oleh KPU tingkat Kecamatan. Para kerah putih PPK akan menjadi tuan rumah dalam beberapa hari kedepan.

Meskipun begitu, penghitungan cepat beberapa lembaga survei sudah mengumumkan siapa pemenangnya walaupun itu baru berupa quick count berdasarkan sampel suara di berbagai daerah. Tetapi euforia kemenangan itu sudah menggetarkan nusantara.

Namun tetap saja itu belumlah pasti. Masih di ragukan siapa pemenang sesungguhnya sampai KPU merilis hasil penghitungannya di bulan Maret nanti. 

Siapa yang kalah? 

Hari ini yang kalah pertama dan cukup telak adalah sekolah. Proses pemungutan suara yang di tumpangkan di sarana pendidikan sebagai markas dan TPS, hari ini bisa langsung merasakan dampaknya.

Sampai pagi ini, masih banyak TPS yang notabene menggunakan fasilitas pendidikan masih belum selesai melakukan penghitungan dan perekapan  hasil pemilu. Sehingga lokal, meja dan kursi yang seharusnya di gunakan siswa pagi ini masih belum bisa mereka pakai. Anak terpaksa libur atau di pindahkan ke lokal sementara.

Belum lagi kehadiran guru yang minim. Di Banyak sekolah di tempat kami, setiap sekolah lebih dari separuh gurunya terlibat dalam kepanitiaan pemilu. Entah itu KPPS,PPS, Panwas dan sebagainya. Sehingga juga berdampak besar terhadap PBM. Lagi lagi anak yang jadi korbannya.

Sekolah sudah kalah, berharap negeri ini jangan sampai kalah pula dengan mendapatkan pemimpin dan wakil rakyat yang pengkhianat dan pelanggar hukum serta tata karma. Karena jika itu terjadi maka dunia pendidikan benar-benar akan jatuh dalam keburukan

Damai Negeriku, Indonesia 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline