Lihat ke Halaman Asli

Yana Haudy

TERVERIFIKASI

Ghostwriter

Gurunya Kompeten, Kurikulumnya Keren, Orang Tuanya Paten

Diperbarui: 31 Maret 2023   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kurikulum merdeka (Kompas.id/Heryunanto)

Think global act local
Berpikir global bertindak lokal

Virgilius Bate Lina dan Berty Sadipun dalam jurnal Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal Kabupaten Ngada (2018), menjelaskan bahwa para ahli sosial telah mengembangkan ungkapan think globally, act locally yang punya makna yaitu pemikiran dan sikap yang terbuka terhadap perkembangan zaman namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan lokal.

Begitulah yang ingin dicapai dari Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang diterapkan di sekolah dan perguruan tinggi mulai tahun ajaran 2022/2023.

Memangnya bisa tindakan dan perilaku anak-anak kita nantinya berdampak global walau mereka memegang nilai-nilai kebudayaan lokal? Apakah mereka nanti tidak terlihat norak bergaul dengan orang-orang dari berbagai negara?

Cara Orang Tua Memahami Kurikulum Merdeka

Kalau kita mencermati informasi yang tertuang di situs kurikulum.kemdikbud.go.id, Kurikulum Merdeka sebenarnya tidak menggantikan Kurikulum 2013 (K13) seperti yang dikira banyak orang berkaitan dengan ganti-menteri-ganti-kebijakan. 

Kurikulum Merdeka justru menyederhanakan sekaligus menyempurnakan K13 dengan menyesuaikan pembelajaran dan penguatan karakter anak sesuai perkembangan zaman di dunia internasional.

Cara orang tua memahami esensi Kurikulum Merdeka utk mendampingi anak mencapai prestasi tanpa melupakan pendidikan karakter | Gambar: Kemdikbudristek

Keleluasaan cara belajar dan penguatan pendidikan karakter yang ada di Kurikulum Merdeka membuat anak-anak kita kelak mumpuni bersaing dengan orang dari belahan dunia mana pun karena sudah punya fondasi ilmu, kepercayaan diri, dan kepribadian yang kuat yang berasal dari kebudayaan lokal mereka sendiri di Indonesia. 

Sebagai contoh, karena saya tinggal di Kabupaten Magelang, pada mata pelajaran Seni Budaya siswa dikuatkan identitasnya sebagai orang Jawa dengan penerapan bahasa Jawa dan kebudayaannya (mengenal makanan, adat, dan kebiasaan setempat). 

Porsinya sama dengan bahasa Inggris dan Matematika yang jadi standar numerasi internasional apakah suatu negara penduduknya sudah pintar atau masih terbelakang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline