Lihat ke Halaman Asli

Yana Haudy

TERVERIFIKASI

Ghostwriter

"A Violent Prosecutor", Film Berwawasan Hukum Berkomedi Natural

Diperbarui: 6 April 2020   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dari viu.com

Ini bukan film baru melainkan film lawas yang rilis tahun 2016 yang saat itu meraup 9,6 juta penonton bioskop. Tapi sebagai penghibur saat tidak boleh kemana-mana karena Corona, film ini layak ditonton lagi untuk mengusir kejenuhan.

Sesuai judulnya-prosecutor, ini film yang bercerita tentang jaksa penuntut yang suka menempeleng, menendang, dan menggaplok saat menginterogasi untuk mendapat pengakuan dari para tersangka. 

Pada suatu ketika terjadi kerusuhan di lokasi proyek perluasan resort. Proyek ini ditentang oleh kelompok pecinta lingkungan karena dianggap akan merusak tempat migrasi burung. 

Para pendemo yang menentang pembangunan itu lantas menerobos barikade dan menyerang polisi. Salah seorang polisi luka parah. Pelaku penganiayaan itu tertangkap di lokasi kejadian dan dia digebuk aparat sebelum digelandang ke kantor polisi. 

Pelaku kemudian berhadapan dengan Jaksa Byeon Jae Wook. Jae Wook meyakini bahwa pelaku yang bernama Lee Jin Seok ini bukan aktivis pecinta lingkungan melainkan bagian dari sekelompok preman yang sengaja dibayar oleh perusahaan resort. 

Kelompok preman ini sengaja menyusup ke tengah-tengah pendemo untuk menyerang polisi dan mencoreng nama kelompok pecinta lingkungan. 

Ketika ditanya dari komunitas mana dan alasannya melakukan demonstrasi, Lee Jin Seok malah menceritakan tentang migrasi angsa dari Rusia. Maka Jae Wook pun menggaplok dan menyuruhnya buka baju. Sekujur tubuh Lee Jin Seok yang penuh tato makin membuat Jae Wook yakin dia adalah preman, bukan aktivis pecinta lingkungan. 

Sepanjang film kita serasa menonton realita dalam kehidupan hukum, politik, dan kriminal seperti dalam kenyataan sehari-hari. 

Perlakuan istimewa kepada narapidana juga sama nyatanya saat Jae Wook mendapat apel, rokok, telepon selular, dan bermangkuk-mangkuk mie lezat. Semua itu bukan dari keluarga karena Jae Wook tidak punya anak atau istri melainkan dari kepala penjara dan para sipir. 

Bedanya, jika narapidana lain membayar dengan duit, Jae Wook "membayar" dengan keahlian hukum yang dimilikinya. 

Kenapa Byeon Jae Wook, seorang jaksa jujur dan ulung bisa mendekam dipenjara? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline