Lihat ke Halaman Asli

Karimatus Sahrozat

Writer, Editor

(Masih) Maye

Diperbarui: 1 Oktober 2021   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay

09 November 2020. Kurasa itu terakhir kalinya aku menulis cerita. Selepasnya, aku tidak pernah menulis lagi. Tidak terasa ternyata sudah hampir satu tahun. Dasarnya aku memang tidak begitu hobi menulis. Terkadang cuma sekadar iseng buat menyempurnakan ingin, sekadar coba-coba buat memuaskan rasa, atau sekadar mau buat membendung rindu. 

Tapi tulisan terakhirku di akun Kompasiana milik temanku ini malah jadi tulisan paling populer di akunnya.

 Di antara cerita-ceritanya yang lain, cerita yang kuberi judul asal-asalan dengan namaku malah punya pembaca paling banyak---kalau kalian mau lihat ceritaku yang dulu itu, silakan lihat di sini. Bahkan, sampai mengalahkan cerpen kebanggaannya yang berjudul Teman (Kencan). Dan itu membuatnya uring-uringan sampai seminggu.

...

Oh, iya. Perkenalkan sekali lagi. Namaku masih Maye. Dan tentu saja tidak akan berubah: aku masih anak kedua dari tiga bersaudara. Sekarang, aku sudah 26 tahun. Usia yang cukup untuk membuatku diceramahi setiap hari dan disuruh menikah oleh tetangga dan saudara kalau kadang aku pulang kampung.

Untungnya, Mama tidak pernah ambil pusing dengan omongan orang. Katanya, aku cukup nyengir saja kalau ditanya. Toh mereka sebenarnya cuma penasaran. Atau cuma sekadar cari bahan obrolan. 

Mungkin mereka tidak punya bahan obrolan lain kecuali perkara itu. 

Jadi kata Mama dengan suara khasnya, Ngapain to Nduk kamu pakai sebal segala, wong mereka habis ngomong juga lupa. Tidak selamanya aku bisa memahami jalan pikiran Mama---apalagi kalau soal caranya menyikapi Bapak, tapi aku selalu jatuh cinta dengan kebijaksanaan Mama.

"Dih, bosen kali ah nulis tentang Mama melulu!"

Pemilik akun ini protes setelah tadi mengintip layar laptopku dan melihatku sedang mengetik kata "Mama". Padahal, akunnya ini sudah empat bulan lebih terbengkalai. Padahal, dia yang tadi merengek memintaku supaya mau menulis apa saja di akunnya.

"Biarin sih! Tadi katamu suka-suka aku!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline