Lihat ke Halaman Asli

Surat Untuk Guru

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sejenak menghayal dan merenungi sebuah tempat yang menghantarkan kita ke jalan penuh dengan sejuta makna yang tak bias dihitung oleh jari tangan. Selama bertahun-tahun lamanya hidup dengan penuh keringat banting tulang bahkan air mata sempat menites saat menghayal teringat tempat yang penuh sejuta makna. Tempat itu, dikelilingi keramaian, tentram, damai, dan tenang. Ditempat itu dipenuhi oleh orang yang mencari bekal masa depan indah dan cerah, bahkan tidak mau tidak tercapai mengejar cita-citanya.

Muncul pertanyaan, itu menjadi catatan penting kita dalam merefleksikan tempat itu (lembaga pendidikan) yang berdiri megah yang dulunya sederhana bahkan tempat yang dipakai tempat belajar tidak layak, mengapa pada waktu itu ada seorang laki-laki dan perempuan sedang ngobrol di bawah pohon, namanya Muhammad dan Ana.

“aku tidak peduli tempat ini layak dan tidak untuk ditempati, tapi yang terpenting saya nyaman dan senang belajar disini dan guru saya disini sangatlah antosias sekali membimbingku, meski dengan pasilitas yang sederhana”. Seraya Ana menjawab dan melengkapi perkataan Muhammad, “iya kebanyakan sekarang guru hanya datang memberikan tugas, memberi materi dikelas, tanpa ada praktek langsung di lapangan, ini kan lebih menjiwai terhadap anak-anak jika ada praktek dan dapat dirasakan langsung, tidak sebatas dipikiran saja”

Kalau berbicara masala kesejahteraan guru sekarang sudah bukan selayaknya dibicarakan ibarat matahari telah menampakkan sinarnya sudah terang dan dapat dibuktikan. Tetapi sekarang bagaimana menjadi seornag guru bisa menjadikan anak didik bisa mengamalkan ilmunya yang diperoleh. Kebanyakan bahkan di atas rata-rata banyak anak didik belum bisa mengaplikasikan dan memperaktekkan dilapangan.

Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission). Jika ditelaah kembali, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.

Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri.

Surabaya, 18 April 2011




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline