Lihat ke Halaman Asli

Ina Tanaya

TERVERIFIKASI

Ex Banker

Perlunya Emergency Fund untuk Hadapi Krisis di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 30 Maret 2020   03:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Emergency Fund (Sumber: moneycrasher.com)

Anda memang tidak pernah mengharapkan datangnya Covid-19 ini dengan begitu cepat. Apalagi belum sempat untuk dana emergency, tiba-tiba Covid-19 sudah mendarat di Indonesia.

Pertaruhannya adalah ekonomi berjalan stagnan begitu Covid-19 sudah menyebar hampir di pelbagai kota di Indonesia. Katakanlah Bandung, Surabaya, Tegal telah mengkarantina kotanya sendiri, walaupun itu keputusan dari kepala daerah masing-masing.

Ini baru secara nasional saja, jika melihat skala internasional atau global, pandemic Covid-19 ini adalah krisis yang tersulit bagi kemanusiaan yang pernah dialami oleh semua negara.

Kemanusian jadi tempat yang tragis, usaha-usaha kemanusiaan untuk memerangi benar-benar terjadi dan akibatnya adalah ekonomi disrupsi secara global maupun saham pun turun ke titik nadirnya.

Inilah yang pertama kali terjadi di abad ini. Kita tidak tahu apa jalan yang sulit ini masih dapat dilewati begitu saja atau kita harus duduk bersama-sama untuk menentukannya.

Bagi para pengusaha, semua terpukul karena hampir semua kegiatan penjualan dan pemasukan dana cash flow berhenti total, yang ada justru semakin banyaknya pengeluaran dana untuk pembayaran gaji karyawan, bayar sewa gedung, dan pengeluaran rutin lainnya.

Bagi UMKM, pengusaha restoran, pengusaha toko offline, pengusaha home industri, semua harus tutup karena para pelanggan diharuskan melakukan kegiatan dari rumah. Hampir tidak ada pengunjung datang. Satu-satunya yang masih dapat bernafas ialah pedagang online, itu pun omzet mereka tidak besar karena kebutuhan pelanggan terdistraksi akibat cash flow yang terbilang ketat. Hanya uang untuk konsumsi dan kesehatan yang dibutuhkan saat ini.

Bagi individu atau perorangan, ada beberapa kategori yang masih bisa bernafas cash flow apabila mereka bekerja sebagai PNS, karyawan/karyawati, bank BUMN atau asing/local, mereka masih diberikan gaji bulanan (meskipun ada beberapa yang sudah dipotong puluhan persen karena perusahaan merasa tidak kuat untuk menggaji tetap karyawan.

Bagi mereka yang tidak punya pekerjaan formal tetapi bekerja informal sebagai UKM kecil (seperti tukang bakso, tukang bakmi, tukang sayur, gojek online, semuanya berkurang pendapatannya karena mereka mendapatkan pendapatan dari hari ke hari. Apalagi jika mereka harus mencicil motor, mobil yang bukan miliknya sendiri.

Lalu apakah solusi keuangan di tengah kondisi krisis Covid-19?
Jangan sampai ada yang protes, "kami tidak takut covid-19 tetapi kami lebih takut jika keluarga kami kelaparan".

Saya tak menyinggung soal bantuan yang akan diberikan Pemerintah kepada mereka yang terkena dampak Covid-19. Saya akan lebih membahas tentang solusi keuangan bagi kita semua yang terkena dampak krisis ini:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline