Lihat ke Halaman Asli

Esai; Pertanian Masuk Perguruan Tinggi

Diperbarui: 13 September 2015   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

PERTANIAN MASUK PERGURUAN TINGGI

Sahidunzuhri (14810134027)

 

 

 

Hari Kebangkitan Nasional yang ke 107 tahun dimeriahkan dengan kekecewaan publik. Pelbagai persoalan birokrasi mengenai politik, ekonomi, pertanian maupun bidang pendidikan. Sumber masalahnya tentu dari banyak sisi. Tetapi, salah satu persoalan terpenting adalah swasembada pangan.

Pemuda seharusnya menjadikan kebangkitan nasional sebagai momentum introspeksi diri. Sebagai mahasiswa agent of change dalam mengisi kebangkitan nasional, penulis memiliki tanggung jawab menciptakan solusi untuk memperbaiki ketahanan pangan dalam negeri. Hal ini sebagai langkah nyata keikutsertaan pemuda di tengah ASEAN Economonic Community (AEC) 2015.

Pengoptimalan mahasiswa sebagai agent of change dilakukan dengan kontribusi nyata dalam berinovasi mutu berbasis pemuda untuk ketahanan pangan Indonesia dan ASEAN, pada umumnya. Pemuda dan pemerintah harus bekerja sama dalam menjalankan inovasi mutu berbasis pemuda tersebut. Inovasi mutu berbasis pemuda yang harus segera direalisasikan ialah menanamkan rasa cinta pertanian kepada mahasiswa, pemberdayaan komunitas mahasiswa bertani dan modernisasi mahasiswa.

Mahasiswa Harus Mencintai Pertanian

Langkah pertama yang paling efektif untuk mengatasinya adalah mahasiswa harus mulai mencintai pertanian. Agar tercapai, maka pemerintah sudah seharusnya memasukkan pelajaran pendidikan pertanian di kurikulum perguruan tinggi sebagai mata kuliah dasar yang wajib ditempuh semua mahasiswa tanpa membedakan jurusan. Dengan masuknya mata kuliah pendidikan pertanian di perguruan tinggi secara nasional, penulis yakin akan semakin banyak generasi muda yang tertarik dengan dunia pertanian. Karena selain sektor pertanian adalah jantung perekonomian nasional berada, sektor pertanian juga berkaitan langsung dengan ketahanan pangan dan menyerap tenaga kerja paling banyak. Sehingga hitam-putih perekonomian nasional ada di sektor ini. Jika daya saing sektor ini rendah, pasar domestik akan terus dibanjiri produk impor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline