Lihat ke Halaman Asli

Eki Tirtana Zamzani

Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Jangan Coba-coba Menantang Covid-19

Diperbarui: 21 Maret 2020   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instagram harian kompas

Pemberitaan mengenai virus corona (Covid-19) rasanya tidak akan pernah ada habisnya. Mulai dari status teman-teman di fb, wa, dan instagram. Hingga perbincangan dengan teman sekantor pun membahas virus corona.

Covid-19 ini mudah menular dari satu orang ke orang lainnya. Virus ini menghantui masyarakat. Karena mereka takut terjangkit dan berimabas mereka akan terisolasi dari masyarakat.

Virus yang berasal dari negeri Panda ini menjadi pembunuh mematikan di dunia. Gejalanya seperti flu, batuk, demam, letih, lesu dan jika sudah parah penderita akan mengalami sesak nafas. Kemudian bisa berakibat fatal yakni kematian bagi penderitanya.

Masyarakat dijejali media oleh informasi berbahayanya virus ini. Seperti kematian ribuan orang di China dan Italia. Hal ini yang membuat masyarakat semakin takut dengan kehadirann covid-19.

Karena belum ada obat atau vaksinnya, maka jalan satu-satunya adalah memutus rantai penyebaran virus ini. Mulai minggu ini pemerintah daerah serempak melakukan lock down.

Aktivitas yang biasanya di lakukan di tempat terbuka. Kini harus dilakukan di dalam rumah. Bagi pelajar diliburkan selama dua minggu. Namun gurunya tetap hadir di sekolah untuk memberikan tugas-tugas kepada muridnya secara online.

Kegiatan keagamaan yang begitu sakral (suci) karena hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya. Kini dengan mewabahnya virus korona harus ditunda terlebih dahulu. Hal ini seperti penundaan shalat jum’at di Masjid Istiqlal Jakarta.

Gubernur Anies Baswedan memberikan instruksi untuk melakukan penundaan karena Jakarta dalam keadaan genting atau gawat darurat wabah virus corona.

Ketakutan berlebihan terjadi di masyarakat. Jika ada interaksi sosial di tempat umum akan memudahkan virus ini untuk menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Shalat jum’at yang dilakukan seminggu sekali di waktu siang hari. Kini digantikan dengan melakukan shalat dhuhur di rumah masing-masing.

Beberapa pekerja tetap melakukan aktivitasnya. Karena memang aktivitas kerjanya tidak bisa di kerjakan di dalam rumah. Pekerjaan itu seperti di bidang kesehatan ada dokter dan perawat, di perkantoran ada satpam dan cleaning service, dan juga pekerja media yang memberitakan kejadian penting untuk masyarakat. Karena itu mereka harus memakai masker untuk melindungi diri mereka dari tertular virus corona.

Virus HIV dan Corona
Kita tentu mengenal virus HIV (Human Immunodeficiency Virus), suatu virus yang menyebabkan penderita terkena AIDS. AIDS itu tandanya kalau penderita kekurangan sel darah putih. Penderitanya disebut ODHA (orang dengan HIV Aids). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline