Lihat ke Halaman Asli

Wuri Handoko

TERVERIFIKASI

Peneliti dan Penikmat Kopi

Dari Masa Prasejarah hingga Masa Kolonial, Maluku yang Multibudaya

Diperbarui: 28 September 2020   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Olahan pribadi via canva

Wajah budaya maluku yang dinamis, merupakan bentuk kekayaan budaya yang majemuk. Berakar dari persentuhan, pertemuan berbagai budaya yang terintegrasi di dalamnya. Tanpa kehilangan identitas lokalnya yang khas, sebagai budaya Orang Maluku.

Setelah dua belas tahun saya bekerja menjadi arkeolog Maluku, sebelum dua tahun ini pindah ke Sulawesi Utara, saya melihat seluruh tinggalan arkeologi berkata peradaban Maluku yang multibudaya. 

Berbagai penelitian arkeologi baik yang dilakukan peneliti asing maupun arkeolog Indonesia, secara tidak langsung memberikan pemahaman saya tentang plurarisme dan multikulturalisme  hingga budaya yang hidup dan terlihat sekarang ini.  

Masyarakat multibudaya atau multikultural dipahami sebagai konstruksi budaya masyarakat yang pada prinsipnya bahwa di dalam masyarakat, keanekaragaman budaya merupakan sebuah realitas fundamental dalam kehidupan berbudaya. 

Arkeologi Multibudaya di Maluku: Wajah Budaya Masyarakat Kepulauan
Maluku sebagai salah satu Propinsi Kepulauan, terdiri dari gugusan pulau yang sudah saatnya memanfaatkan potensi sumber kekayaan alam lautan dalam membangun daerahnya.

Kepulauan Maluku dibentuk oleh hampir 3000 ribu pulau baik di Maluku maupun di Maluku Utara. Terdapat beberapa gugus pulau yang membentang dalam kawasan yang terletak di antara Filipina dan Australia ini.

Di utara terdapat Halmahera sebagai pulau utama dengan pulau-pulau satelitnya yang antara lain mencakup Ternate dan Tidore. Terdapat juga Kepulauan Sula di timur laut yang relatif rapat dengan Sulawesi. 

Di Maluku bagian tengah, Seram dan Buru menjadi dua pulau utama dengan Ambon, Lease dan pulau-pulau di timur Seram sebagai himpunan satelit. Di selatan, Kepulauan Kei, Aru, Tanimbar, dan Pulau-Pulau Selatan Daya membentuk gugus besar Kepulauan Maluku Tenggara. 

Penemuan-penemuan data arkeologi, secara luas berdasarkan pola keletakan geografis dibagi dalam 3 (tiga) kelompok besar gugus pulau, tanpa merinci setiap pulau-pulau dalam kelompok besar gugus pulau tersebut. Tiga kelompok besar gugus pulau tersebut adalah Maluku bagian utara yang secara administratif meliputi seluruh wilayah pulau Provinsi Maluku Utara.

 Maluku bagian tengah dan Tenggara yang secara administratif bagian dari wilayah Provinsi Maluku. Setiap wilayah-wilayah pulau terdapat bukti-bukti arkelogi yang bisa menjelaskan tentang puncak-puncak peradaban manusia di wilayah tersebut, sejak peradaban tertua hingga proses perkembangan berikutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline