Lihat ke Halaman Asli

Wiwin Zein

TERVERIFIKASI

Wisdom Lover

Keuntungan dari Bertani Tak Cukup Menarik bagi Kaum Milenial?

Diperbarui: 10 November 2021   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi petani padi di Indonesia. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Beberapa saat yang lalu saya bertemu dengan salah seorang teman sekolah dulu. Dia tinggal di desa sebelah yang jaraknya tidak terlalu jauh. Kendati tempat tinggal kami hanya berjarak satu desa, tapi kami jarang bertemu karena kesibukan dan urusan masing-masing.

Dalam pertemuan itu kami ngobrol ke sana ke mari. Mulai dari membicarakan keadaan dan keberadaan teman-teman yang lain sampai membicarakan keluarga dan masalah pekerjaan.

Ketika membicarakan pekerjaan, dia seperti agak malu. Benar saja dia dengan terang-terangan mengaku merasa malu dengan teman-teman lain yang dia sebut "sukses" karena menjadi pegawai negeri sipil, guru, atau pekerjaan "enak" lainnya. Dia sendiri merasa minder karena "hanya" menjadi seorang petani.

Lebih dari itu dia merasa menjadi orang gagal. Cape-cape sekolah tapi akhirnya menjadi seorang petani juga seperti orang tuanya.

"Mengapa harus minder? Petani juga menghasilkan. Petani itu besar jasanya. Coba kalau tidak ada petani, yang lain mau makan apa?" Begitu saya katakan kepada sang teman.

"Ah jadi petani keuntungannya pas-pasan. Hanya cukup untuk makan saja." Jawab sang teman.

Saya tidak bicara apa-apa lagi. Dalam hati saya diam-diam membenarkan apa yang dikatakan teman saya itu. Sebab saya sendiri dulu sebelum berkeluarga pernah mengalami menjadi petani padi. Sedikit banyak saya tahu berapa besar hasil atau keuntungan dari bertani padi.

Saya terlahir dari keluarga petani. Oleh karena itu saya tidak asing dengan hal-hal atau masalah-masalah yang terkait dengan pertanian. Terutama dalam hal ini mengenai bertani padi.

Berdasarkan pengalaman saya dan orang tua dulu, saya tahu bahwa dari setiap sawah seluas 100 tumbak (1.400 m2), biasanya menghasilkan kurang lebih 8 kwintal padi atau gabah (basah). Itu untuk satu musim tanam selama tiga bulan.

Ilustrasi sawah sebagai lahan pertanian (sumber : kompas.com)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline