Lihat ke Halaman Asli

Wiwin Zein

TERVERIFIKASI

Wisdom Lover

Idul Fitri, Kembali kepada Kejadian Asal Manusia

Diperbarui: 10 Mei 2021   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi jiwa manusia pada mulanya bersih seperti bayi baru lahir (sumber : pixabay.com)

Bulan Ramadan beberapa saat lagi akan segera berakhir. Setelah itu umat Islam akan merayakan hari Raya Idul Fitri pada tanggal 1 Syawal.

Namun perayaan Idul Fitri tahun ini mungkin tidak jauh berbeda dengan perayaan Idul Fitri tahun sebelumnya. Mengingat saat ini negara kita masih dalam situasi pandemi covid-19 (virus corona). Segala kegiatan, segala aktivitas masih terbatas demi menjaga agar tidak ada penyebaran baru virus corona.

Oleh karena itu bisa dipahami jika pemerintah mengeluarkan kebijakan larangan untuk mudik hari Raya Idul Fitri. Hal itu sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Satgas (Satuan Tugas) Penanganan covid-19 Nomor 13 Tahun 2021.

Kemudian demi mencegah penyebaran covid-19, Menteri Agama pun menerbitkan panduan penyelenggaraan Salat Idul Fitri di saat pandemi. Panduan tersebut tertuang dalam Surat Edaran  Nomor 07 Tahun 2021 Tentang Panduan Penyelenggaraan Salat Idul Fitri Tahun 1442 H/2021 M di saat Pandemi Covid.

Dalam panduan yang dikeluarkan oleh Menteri Agama tersebut, antara lain dijelaskan bahwa salat Idul Fitri bisa dilakukan di masjid, mushola, lapangan, atau rumah dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Namun jamaah salat Idul Fitri tidak boleh melebihi 50% dari kapasitas tempat.

Ketentuan mengenai Idul Fitri itu hanya berlaku untuk zona kuning dan hijau. Sedangkan untuk zona merah dan oranye,  salat Idul Fitri sebaiknya dilakukan di rumah masing-masing.

Dalam hal tersebut pemerintah tentu tidak bermaksud mempersulit atau menghalang-halangi  kegiatan umat Islam menjalankan ajaran agamanya. Hal itu semata-mata demi pencegahan penyebaran covid-19.

Idul Fitri, baik dalam situasi pandemi atau dalam situasi normal secara essensial sejatinya sama. Hal yang berbeda adalah aksidentalnya.

Oleh karena itu  umat  Islam harus kembali kepada esensi dari Idul Fitri. Hal itu bisa dimulai  dari  memahami kembali makna Idul Fitri sendiri.

Secara etimologis Idul Fitri berasal dari dua kata, yaitu 'id dan fitri. Kata 'id memiliki banyak arti antara lain "menengok",  "menjenguk",  dan juga "kembali". Selain itu kata 'id juga bisa diartikan dengan "siklus"atau "putaran".

Sebagaimana kata 'id, kata fitri juga mengandung banyak arti. Antara lain "asal kejadian", "kesucian", dan "agama yang benar".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline