Lihat ke Halaman Asli

Wiwik TriErnawati

Pemerhati masalah sosial

Dramaturgi: Viral dan Terkenal Arteria Dahlan

Diperbarui: 21 Januari 2022   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tribunnews.com

Kasus yang lagi viral dan disorot pada saat ini khususnya pada masyarakat Sunda adalah polemik ketika Arteria Dahlan, seorang politikus PDI P dan sekaligus anggota DPR, dimana akibat ucapannya saat rapat bersama Kejaksaan di DPR RI, meminta agar Kajati yang berbicara bahasa Sunda agar dicopot dari jabatannya.

Ucapan yang bernada rasis dan menimbulkan kontravensi khususnya dalam masyarakat Sunda berbuntut panjang dengan banyaknya kecaman dari masyarakat Sunda dan secara keseluruhan dalam masyarakat Indonesia.

Disadari atau tidak banyak dari kita yang menggunakan bahasa lokal atau daerah ketika berbicara dalam forum-forum formal, toh tidak ada yang merasa keberatan atau protes atas perilaku berbahasa tersebut. 

Karena bahasa sebagai salah satu kekayaan bangsa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi bagi masyarakat pendukungnya. Selain sebagai alat komunikasi intraetnik, bahasa daerah juga berfungsi sebagai pendukung bahasa nasional yakni bahasa Indonesia.

Dilihat dari fungsi bahasa daerah tersebut, sebagai seorang politikus seharusnya sangat memahami penggunaan bahasa daerah tersebut bukan sebagai fokus dari keseluruhan bahasa komunikasi  yang digunakan dalam forum formal, tetapi sekedar sebagai bagian pemanis agar tudak  terjadi ketegangan, mengakrabkan dan merilekskan suatu hubungan. 

Namun kenyataan yang ada menjadi semakin miris jika suatu penggunaan bahasa daerah dikaitkan dengan pemberian sanksi pencopotan jabatan seseorang.

Perilaku yang ditunjukkan oleh politikus tersebut bukan suatu hal yang penting yang harus disoroti secara nasional atau dikomentari  dengan emosional dan balasan kecaman yang terkadang menjadi tontonan lucu bagi para netizen. 

Fenomena tersebut bukan hal yang baru karena pafa saat ini sesuatu yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat kita terkadang harus dipaksakan menjadi viral dan terkenal di media sosial. 

Disadari atau tidak, media sosial dianggap sebagai kekuatan besar yang pada akhirnya dapat menggiring opini masyarakat untuk mendukung atau membenci sesuatu.

Masyarat kita jika dilihat dalan kacamata persepsi teori Dramaturgi yang menjelaskan bajwa di dalam kegiatan interaksi satu sama lain sama halnya dengan pertunjukan sebuah drama. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline