Lihat ke Halaman Asli

wiro naibaho

Wiraswasta

Ikut Les Bimbel Itu Mesti Sesuai Kebutuhan

Diperbarui: 10 April 2019   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi suasan belajar di Bimbingan Belajar (sumber: pixabay)

Sebelum tamat kuliah S-1, si Abang ini  pernah mengajar di sebuah Bimbingan Belajar (bimbel) di kota Medan. Karena pada masa itu, kalau belum pernah bekerja jadi "tentor" (sebutan guru bimbel di Medan), rasanya seperti tidak terasa kuliah di jurusan keguruan dan juga menambah uang saku tentunya. 

Pun setelah tamat kuliah masih bekerja sebagai tentor selama kurang lebih 2 tahun. Jadi kalau ditotal hampir 3 tahunan jadi tentor kala itu. Jadi agak-agak gimana gitu setelah membaca topik pilihan di Kompasiana terkait pro-kontra anak masuk bimbel.

Tapi sebelumnya, sebutan "si Abang" di sini adalah untuk kata ganti penulis. Soalnya semenjak saya, bernaung di pulau Jawa, ketika seseorang atau penduduk setempat mengetahui saya dari daerah Medan sana, langsung mereka menyapa dan menyebut dengan kata yang seksi ini, si Abang. Misalnya di Bandung, "eh ada si Abang, kumaha damang". Ceunah. Begitu kira-kira. Waduh sampai mana tadi jadi lompat sana-sini. Iklan ceritanya. Kembali ke laptop...

Pada masa itu, tidak seperti jam belajar anak sekolah sekarang.  Dulu mah, siswa pulang sekitar pukul  13.00 atau 14.00 dari sekolah. Sehingga kala itu, bimbel sangat diminati oleh siswa.

Lalu bagaimana dengan sekarang ini. Jam siswa di sekolah sudah ditambah. Mungkin sekitar 7 atau 8 jam setiap harinya untuk sebagian sekolah, dan ada juga yang 9 jam untuk sebagian sekolah lagi.

Dalam situasi ini, tentu saja orangtua siswa akan mempertimbangkan untuk mengikutkan les tambahan lagi anaknya seperti di bimbel setelah pulang sekolah.

Berdasarkan pengalaman si Abang waktu mengajar di sebuah sekolah swasta di Pekanbaru, Riau. Sekolah tersebut masuk pagi pukul 7.30 dan pulang sorenya pukul 16.00 untuk SD dan pukul 17.00 untuk SMP dan SMA. 

Berarti kurang lebih 8 dan 9 jam anak berada disekolah. Oleh karenanya, tidak banyak lagi siswa yang mengikuti bimbel di luar sekolah. Jika pun les di luar jam sekolah kebanyakannya les  bidang terkait musik seperti piano, gitar, vokal dan sebagainya. Karena bidang ini tidak ada jam tambahan di sekolah.

Pihak sekolah juga menganjurkan orangtua untuk tidak mengikutkan lagi anaknya les tambahan diluar sekolah. Karena disekolah sudah diberikan jam tambahan bagi siswa-siswa yang dinilai kurang oleh guru dalam mengikuti materi pelajaran.

Tetapi tidak semua juga siswa ataupun orangtua yang mengikuti anjuran sekolah tersebut. Tetap saja ada beberapa siswa yang mengikuti les tambahan di luar sekolah, baik bimbel maupun les private. 

Berkaitan dengan pro-kontra tentang anak masuk bimbel yang sekarang ini lagi hits di K.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline