Lihat ke Halaman Asli

Winda Sasmito

Penikmat sastra

Pesan untuk Diri

Diperbarui: 18 November 2021   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Adalah ia yang berjalan melewati sekumpulan musim. Menuliskan syair pada dinding-dinding. Dan menirukan nyanyian burung di ranting. Tak lelah menunggunya hingga menjumpai semi.

Tentang mencari yang tak kunjung memberi. Juga mimpi tak pernah datang menghampiri. Kini sendiri, menyendiri tenggelam dalam tumpukan sunyi. Menepi hingga ketepian resah, membunuh sepi.

Lalu masih dapatkah bertanya pada sekumpulan orang?

Tentang hati yang tak pernah tampak. Menyimpan berbagai tanya bergejolak. Teriak. Menyeruak namun tak sampai untuk bersua.

Tak mengapa saat batinku mencari jawab. Karena mengeja menjadi wajib, membaca deretan pesan. Lalu kata membentuk rangkaian diksinya. Menghadirkan salam, menyalami tangan sang rupawan.

Adalah pesan tentang sebuah perjalanan. Proses panjang yang terkadang memandangnya pun mengumpulkan keberanian

Menampakkan guguran daun, ranting-ranting

Membanting segenap harapan; penting, genting tak bergeming

Mungkinkah hati ini sepakat?

Melewati musim yang akan selalu berganti. Tanpa perlu menghakimi, tanpa ada rasa yang terbagi

Sesungguhnya menjadi berharga adalah 

Tentang mencintai diri; karena berbeda adalah istimewa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline