Lihat ke Halaman Asli

Wily Wijaya

Pendidik

Pengembangan Wisata Danau Toba Berwawasan Lingkungan

Diperbarui: 13 November 2021   12:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Heritage of Toba (dok. pri.)

Danau Toba bagian dari Wonderful Indonesia merupakan danau raksasa yang terbentuk dari hasil empat kali letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Letusan terakhirnya terjadi pada 74,000 tahun lalu dan menjadi yang terkuat di bumi.

Letusan tersebut memicu terjadinya badai vulkanik aerosol sulfat yang melapisi atmosfer bumi dan menghalangi sinar matahari. Akibatnya keberlangsungan spesies manusia terancam karena fotosintesis terhenti dan menyebabkan tumbuhan serta hewan mati.

Letusan Gunung Toba 74,000 tahun lalu telah mengubah dunia. Tidak hanya menyisakan badai debu selama 200 tahun, tetapi juga berupa jejak lapisan abu vulkanik dengan ketebalan bervariasi di Asia Selatan yaitu setebal 15cm, 6cm di India, 9cm di sebagian Malaysia, serta di dasar Samudera Hindia, Laut Arab, dan Laut China Selatan.

Hasil letusan Gunung Toba kini menjadi danau seluas ±1,100km² dengan Pulau Samosir berada di tengah-tengahnya.

Luas pulau tersebut tak kurang dari 650km² dengan titik tertinggi yaitu ±1,600mdpl. Danau Toba yang sejatinya adalah kawah gunung berapi memiliki dasar yang curam dengan titik terdalam ±500meter.

Sejarah terbentuknya Danau Toba dengan jejak geologinya yang unik mendorong ditetapkannya situs ini sebagai Global Geopark pada tanggal 02 Juli 2020 oleh UNESCO pada sidang ke-209 Dewan UNESCO di Paris, Perancis.

Danau Toba layak ditetapkan sebagai Global Geopark karena memiliki tiga unsur yaitu geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity. Penetapan Danau Toba sebagai geopark juga bertujuan untuk melindungi keragaman bumi, konservasi lingkungan serta ilmu kebumian secara luas.

1. Geodiversity

Jejak geologi Danau Toba dibuktikan melalui adanya tanah berlapis-lapis di Pulau Samosir. Lapisan tanah tersebut menunjukkan bahwa Pulau Samosir terbentuk dari proses pengendapan secara perlahan.

Ada satu masa daratan ini berada di dasar danau yang terendam air, lalu perlahan terangkat ke permukaan karena desakan magma. Batu apung sisa letusan Toba sekitar 74,000 tahun lalu juga banyak bertebaran di sekitar Tanah Karo, Sumatera Utara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline