Lihat ke Halaman Asli

W. Bintang

Variety Writer

6 Alasan Ghosting dan Bagaimana Memaknainya

Diperbarui: 19 Maret 2021   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pribadi (canva.com)

Ghosting bisa menjadi titik penghentian dan mengevaluasi lagi akan dibawa ke mana suatu hubungan.

Online chatting dengan individu anonim semakin marak dengan kemajuan media sosial. Salah satu produk turunannya adalah aplikasi pencarian pasangan online. Kehadiran aplikasi macam Tinder dan Bumble kemudian mempertemukan individu satu dan lainnya untuk berbincang dan mencari peluang menjalin hubungan.

Dengan pandemi COVID-19 merebak dan kesempatan bertemu langsung mengecil, keinginan untuk menjalin hubungan, serius maupun tidak serius, semakin kencang lewat aplikasi. Akibatnya, muncul peluang bahwa perkenalan anda dengan anonim secara online terputus begitu saja dan tidak ada upaya apapun dapat menghubungkannya kembali.

Jelas kemudian bahwa kamu kena "Ghosting"! Kenapa sih mengucapkan selamat ketika jalinan hubungan sepertinya berakhir buruk? Ataukah, ghosting bisa jadi lompatan untuk sesuatu yang positif?

Menurut Swipe Life, ada 6 alasan kuat yang menyebabkan ghosting terjadi dalam suatu hubungan. Ke-enam alasan adalah sebagai berikut:

1. Anda atau Lawan terlalu agresif

Apakah anda terang -- terangan membedah identitas pribadi dan menanyakan pertanyaan sensitif ke lawan bicara? Bicara untuk menikah setelah kencan online? Ini mungkin berhasil bagi sebagian orang, tetapi topik seperti ini sangat dihindari karena memberikan sentimen negatif bagi lainnya. Ahli hubungan Cyndi Darnell menyebutkan, "Ghosting bisa jadi reaksi ketika salah satu pihak menunjukkan keinginan kuat atas hubungan lanjut ketika baru mulai berkomunikasi, memunculkan ketidaknyaman di pihak lawan."

2. Anda atau Lawan tidak mencari hal yang sama.

Bisa jadi Anda menginginkan hubungan ketika anonim mengingkan sesuatu yang lebih kasual sehingga menimbulkan ketiknyamanan buat kedua pihak. "Ghosting dapat terjadi ketika pihak-pihak berada pada tujuan yang berlawanan," kata Darnell.

"Yang satu mencari sesuatu yang biasa saja, yang lain mencari sesuatu yang lebih substansial. Komunikasi lalu kemudian putus, apalagi jika salah satu pihak memutuskan untuk ghosting." Penting kemudian bagi individu untuk dapat menetapkan ekspetasi dan sikap ketika di-ghosting setelah pembicaraan untuk melanjutkan hubungan ke tahap selanjutnya tidak digubris.

Baca Lebih Lanjut: "Dari "Ghosting" hingga Kaesang" oleh Khrisna Pabichara

3. Anda atau Lawan telah menunggu terlalu lama.

Anda biasanya membuat rencana bertemu segara setelah Anda cocok dengan seseorang secara online. Kenapa seperti terburu-buru?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline