Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

TERVERIFIKASI

Guru Blogger Indonesia

Mengapa Lomba OTN Tidak Dilaksanakan Secara Berjenjang?

Diperbarui: 6 Oktober 2025   07:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lomba otn/otn 2025

Breaking news otn 2025. Alhamdulillah sudah semakin banyak siswa Indonesia yang mendaftarkan diri ikut lomba olimpiade Tik dan informatika nasional atau otn yang ketujuh di ice BSD Serpong Tangerang.

Ada sebuah pertanyaan dari peserta OTN. Mengapa OTN Tidak Diselenggarakan Secara Berjenjang dari Kota ke Provinsi?
Jawabnya adalah Efisiensi, Mandiri, dan Semangat Gotong Royong Menjadi Kunci keberhasilan penyelenggaraan olimpiade ini.


Pendaftaran Olimpiade TIK dan Informatika Nasional (OTN) 2025 kini telah dibuka. Ajang ini menjadi kesempatan emas bagi siswa dan murid dari SD, SMP, SMA, dan SMK. Mereka dapat ikut lomba untuk menunjukkan kecakapan di bidang teknologi, pemrograman, dan informatika. Dan lebih dari itu: ini adalah momentum agar sekolah Anda menunjukkan siapa juaranya tahun ini!

Namun, muncul pertanyaan strategis: mengapa OTN tidak diadakan secara berjenjang mulai dari tingkat kota kabupaten provinsi nasional? 

Padahal banyak kompetisi akademis lain menerapkan sistem berjenjang tersebut. Dalam konteks penyelenggaraan OTN yang "mandiri" dan bersumber dana dari pendaftaran peserta (bukan APBN atau APBD), ada beberapa alasan penting di balik keputusan ini yang sebenarnya mencerminkan visi efisiensi, kemerdekaan, dan semangat gotong royong.

Mari kita refleksi sejenak tentang Sejarah Singkat OTN dalam Menapak Menuju Gelaran Nasional yang diakui publik dan banyak mendapatkan dukungan dari banyak sekolah di Indonesia.

Menurut catatan komunitas guru TIK dan informatika, OTN pertama kali diselenggarakan sekitar tujuh tahun lalu oleh komunitas guru TIK dan KKPI bekerja sama dengan Ikatan Guru TIK dan Informatika PGRI. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai protes dari semua guru TIK yang saat itu mata pelajarannya diganti prakarya dalam kurikulum 2013.

Semula, OTN "naik panggung" langsung di level nasional dengan peserta dari berbagai daerah. Dari jumlah ratusan di awal, kini telah berkembang menjadi ribuan siswa dari jenjang SD hingga SMA/SMK.  

Cakupan materi pun makin kaya dan tidak lagi sebatas pengolahan kata, spreadsheet, dan presentasi, melainkan juga kompetensi seperti algoritma/pemrograman, keamanan siber, desain aplikasi, game, dan literasi digital. Bakan anak-anak sudah jago membuat game dan coding yang saat ini sangat diperlukan untuk masa depan.

Memasuki 2025, OTN akan digelar sebagai penyelenggaraan ke-7 dan bertempat di ICE BSD Serpong, Tangerang pada tanggal 22--26 Oktober 2025.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline