Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Mari Belajar dari Kasus Ferdy Sambo

Diperbarui: 10 Agustus 2022   07:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Selamat pagi kawan-kawan semuanya. Udara pagi di kota Jakarta terasa segar. Namun, tak sesegar berita Ferdy Sambo menjadi tersangka kasus kematian Brigadir J.  

Omjay mendengarnya melalui radio Elshinta pagi ini. Pelanggaran lalu lintas masih terjadi di depan mata kita. Tugas polisi lalu lintas untuk menertibkan pelanggaran ini. Zebra cross dibuat agar kita tahu fungsinya. Tapi masih saja ada yang melanggarnya.

Semalam Kapolri bapak Jenderal Listyo Sigit mengumumkan tersangka baru dari kasus polisi tembak polisi. Namanya kita semua sudah tahu. Ferdy Sambo terancam hukuman mati atau seumur hidup. Karirnya yang moncer di kepolisian nampaknya akan tamat sampai di sini. Ini ujian berat bagi keluarga Ferdy Sambo.

Mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka kasus kematian Brigadir J (Arsip Istimewa via Detikcom)

Masyarakat meluapkan emosinya lewat media sosial. Mereka ingin tahu apa motif di belakangnya. Termasuk juga ayah dari Brigadir Joshua. Kita semua ingin tahu, mengapa Ferdy Sambo berbohong kepada publik.

Ferdy Sambo dipastikan menjadi tersangka dalam kasus penembakan Brigadir Josua di kompleks perumahan polri, duren tiga, Jakarta Selatan. Kejadian ini berada di rumah dinas Ferdy Sambo sebulan lalu.

Dari awal, masyarakat tidak percaya apa yang disampaikan Kapolsek Jakarta Selatan. Banyak kejanggalan kita temukan. Hal itu sudah disampaikan oleh pengacara Brigadir J. Kematiannya masih menyisakan tanda tanya besar.

Terutama melihat jejak rekam digital brigadir J yang baik-baik saja. Pengacara brigadir J sangat gigih memperjuangkan kliennya. Omjay sempat menonton Brigadir J ketika masih hidup di tiktoknya.

Kini Ferdy Sambo akan mendapatkan tuntutan maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup atau selama-lamanya. Nanti akan kita lihat di dalam proses persidangan di pengadilan. Masyarakat ingin keadilan tegak di negeri ini. Membela yang benar dan menghukum yang salah.

Sejak awal, masyarakat Indonesia lebih percaya kalau Brigadir J dibunuh ketimbang skenario tembak menembak. Tidak sedikit netizen yang mengaku lega dengan kepastian pengumuman yang dibacakan Kapolri semalam. Sebab selama ini hukum masih runcing ke bawah dan tumpul ke atas. Rasa keadilan belum memuaskan banyak pihak, terutama golongan bawah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline