Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Semoga Lelah Menjadi Lillah

Diperbarui: 25 Februari 2021   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

omjay di SMP Labschool Jakarta (Dokpri)

Semoga lelah menjadi lillah. Itulah yang saya harapkan setiap harinya. 

Saya terbangun dari mimpi. Kemudian langsung ke kamar mandi. Ambil air wudhu sejuk sekali. Sholat tahajud bertemu Ilahi Robbi.

Seharian aktivitas tiada henti. Mulai dari bangun tidur sampai tertidur lagi. Sampai terlupa kalau belum menulis lagi. Padatnya aktivitas menjadi alasan saya tak menulis hari ini.

Pagi hari mengawasi ujian online siswa SMP Labschool Jakarta. Siang hari sudah ditunggu rapat dinas. Sore hari sudah ikut acara webinar bersama ibu Emi Sudarwati. Malamnya ikut acara bedah buku bang Nur terbit. Judulnya Wartawan Bangkotan.

Usai acara bedah buku mata tak kuat lagi. Tubuh langsung masuk ke dunia mimpi. Dalam mimpi saya teringat para sahabat nabi. Tidurnya hanya sedikit sekali. Mereka habiskan malam untuk bertemu Sang Ilahi Rabbi.

Semoga lelah menjadi lillah. Apa yang dilakukan bernilai ibadah. Hidup kita menjadi berkah. Senyum dan tawa selalu merekah. Dari mereka yang ikhlas dalam beribadah.

Usai sholat tahajud saya menulis. Bunda Sri Utami di Solo selalu mengingatkan saya untuk sholat tahajud. Setiap hari beliau mengingatkannya lewat WA. Sholat tahajud yuk! Begitulah bunyi pesannya setiap hari.

Saya bersyukur banyak orang baik yang selalu mengingatkan saya untuk menjadi lebih baik. Semalam ibu Belen juga kirim pesan di WA. Pak Jay jangan lupa pindahkan mobil ke SD Jatibening. Beliau sangat khawatir banjir akan datang lagi ke rumah kami di Bekasi.

Curah hujan hari ini sangat tinggi sekali. Baru sebentar saja hujan turun, banjir sudah semata kaki di jalan depan rumah. Istri mengajak pergi ke Bandung. Khawatir banjir akan datang lagi.

Saya mulai membereskan dan merapihkan semua barang agar tak terkena air banjir lagi. Terutama brang barang yang mudah basah seperti buku.

Kemarin banyak buku baru terendam banjir. Mahkota seorang penulis adalah buku. Sedih rasanya bila mahkotanya basah terkena air. Tahun lalu ratusan buku habis terendam banjir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline