Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Terima Kasih Pak Jokowi (Curhat Blogger di Acara Rembuknas 2017)

Diperbarui: 24 Oktober 2017   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok

Malam itu sudah mau pulang. Namun keinginan kuat bertemu presiden Jokowi membuat diri ini bertahan. Sudah lama tidak bertemu pak Jokowi. Terakhir bertemu langsung ketika blogger kompasiana diundang ke istana negara setahun lalu. Rasa rindu yang menggebu membuat diri ini pun menjadi kuat, walaupun tas dipundak terasa berat. Apalagi ketika semua peserta rembuk nasional 2017 harus antri melewati pasukan pengamanan presiden (paspampres). Sementara hujan rintik-rintik mengiringi kami memasuki ruang acara di aula gedung C1 Jakarta International Expo (JIE) Kemayoran Jakarta Pusat.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 wib. Hari itu Selasa, 23 Oktober 2017 ribuan pasang mata menunggu kehadiran pemimpinnya. Siapa lagi kalau bukan presiden Jokowi. Saya sengaja duduk di pinggir jalan ruangan acara. Dengan sebuah harapan, presiden Jokowi melewati jalan itu. 

Sebentar kemudian, ruangan hening ketika pembawa acara mengumumkan bahwa presiden Jokowi akan memasuki ruangan. Dada ini berdetak kencang, dan berharap bisa bersalaman dengan presidennya. Sekaligus berharap bisa selfi dengan kamera hp bersama Jokowi. Namun malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Kamera ponsel mati, karena seharian sudah terpakai untuk meliput acara.

Saya berdiri di tepi jalan rombongan presiden Jokowi. Pasukan paspampres menghalangi tubuh yang gempal ini. Dalam hati, bersalaman dengan presiden Jokowi nampaknya tinggal mimpi. Tapi siapa sangka, tiba-tiba justru pak jokowi menghampiri dan mengatakan,  "Ini blogger kompasiana ya?". Beliau menyalami saya tiba-tiba. Alhamdulillah, terima kasih pak jokowi!

Senang sekali disapa pak Jokowi. Kami bersalaman lama sekali. Paspampres terus membawa pak Jokowi ke panggung depan. Ada peserta yang bisa berselfi ria bersama presidennya. Saya hanya bisa ternganga saja melihatnya. Presiden Jokowi pun terus berjalan menempati posisinya. Suasana semakin ramai ketika banyak orang yang berusaha untuk bersalaman dengan presidennya.

dok

Alhamdulillah, saya beruntung bisa salaman dengan presiden Jokowi. Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih dalam hati. Rasa lelah dan letih mengikuti kegiatan rembuk nasional dari pagi hari langsung hilang. Pak Jokowi serasa memberikan kekuatan lewat tangannya. Seolah mengatakan,  "Omjay pasti bisa bertahan sampai selesai!"

Acara pun dimulai. Sambutan dan laporan ketua panitia bapak Dr. Ir. Firdaus Ali, M.Sc membuat acara malam itu semakin berkesan. Saya tidak tahu kalau acaranya akan semeriah ini. Ajakan mas Harris Maulana di group WA K100 untuk ikut meliput acara rembuknas saya setujui saja. Tidak kepikiran kalau yang datang ribuan orang. Sempat bingung juga waktu registrasi di tempat panitia. Saya bilang saja dari kompasiana. Name tag Pers diberikan panitia dan saya seperti wartawan profesional saja.

Panitia mengarahkan langsung ke lantai 6, saya langsung menuju media center. Tapi sayang, panitia yang menyambut saya kurang ramah orangnya, mungkin karena saya cuma blogger biasa. Bukan wartawan terkenal atau wartawan televisi. Bahkan ketika minta ballpoint saja dibilang tidak ada. Sebuah buku tulis diberikannya dengan wajah ketus tanpa senyuman di bibirnya.

Beda sekali ketika saya berada di ruang 10, dimana di sana ada ruang diskusi dengan tema Pembangunan Sumber Daya Manusia, Terperbarukan dan Pendidikan Vokasi. Saya memilih ruangan ini, karena sesuai dengan minat saya di bidang pendidikan. Rupanya, sudah banyak yang saya kenal, dan banyak tokoh pendidikan hadir di ruang tersebut. Suasana menjadi cair, apalagi ketika kita mulai dengan foto bersama.

dok

Satu persatu peserta hadir. Prof Rhenald Kasali memimpin acara rembug. Lagu Indonesia raya dipimpin mas Purwacaraka dan kami pun bernyanyi dengan lagu indonesia raya 3 stanza. Sempat lupa kata-katanya, untunglah ada slide proyektor membantunya. Kami pun bernyanyi dengan penuh hikmat.

Usai bernyanyi, pak Rhenal langsung membuka acara rembug dengan kalimat yang memotivasi. Suasana langsung cair dan mengalir. Kami diminta berbagi kelompok diskusi. Hal yang dibahas adalah:

  1. Pendidikan Karakter
  2. Guru dan kualitas pendidikan
  3. Kartu Indonesia Pintar
  4. Pendidikan Vokasi
  5. Perguruan tinggi
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline