Lihat ke Halaman Asli

Wijaya Kusumah

Guru Blogger Indonesia

Catatan Harian Seorang Guru: Belajar Menulis dari Julianto Simanjuntak

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13303971741705234525

[caption id="attachment_163749" align="aligncenter" width="533" caption="Buku-buku Karya Julianto Simanjuntak"][/caption]

Semoga di saat-saat anda membaca tulisan saya ini, anda sedang dalam keadaan bahagia. Sebahagia saya yang mendapatkan buku-buku bagus buah karya Julianto Simanjuntak. Seorang penulis ternama yang saya kenal dalam dunia maya. Seorang kompasianer yang mampu menulis dengan hatinya. Tak salah bila pembaca tulisannya tak pernah sepi dari pengunjung.

Bahagia sekali rasanya hati ini bertemu langsung dengan Julianto Simanjuntak. Saya menyebutnya abang Juli. Seorang penulis yang sangat menginspirasi. Saya pun bersyukur kepada Allah dapat kopdar dengan beliau di Taman Ismail Marzuki (TIM) di hari Minggu, 26 Februari 2012 bersama-sama dengan Kompasianer lainnya.

[caption id="attachment_163738" align="aligncenter" width="448" caption="Kopdar Kompasiana di TIM"]

13303928261064403566

[/caption]

Sungguh sebuah kebahagian tak terkira. Dalam kopdar itu, kami semua yang hadir mendapatkan hadiah 3 buah buku. Pertama buku yang berjudul pintu-pintu kehidupan. Sebuah buku kumpulan tulisan abang Juli di kompasiana. Buku kedua adalah Banyak Cocok Sedikit Cekcok. Sebuah buku yang menggelitik pembaca untuk mampu memilih teman hidup dan cara-cara berpacaran orang dewasa. Terakhir, kami mendapatkan buku ketiga yang berjudul Seni Merayakan Hidup yang Sulit. Sebuah buku yang diterbitkan oleh Gramedia dengan komentar pak Jakob Oetama. Wow! Keren banget euy!.

Kami semua yang hadir dalam kopdar itu mendapatkan 3 buku dari abang Juli secaralangsung sebagai penulisnya. Sekaligus juga mendapatkan ilmu bagaimana strategi  memasarkan buku. Saya pun banyak bertanya ini-itu dan mencari tahu bagaimana caranya menjadi kaya hanya dengan menulis buku.

Abang Juli memang orang yang baik hati. Semua pertanyaan dijawabnya dengan lugas dan tangkas. Tak menyesal saya mengikuti kopdar kompasiana di TIM ini, meskipun harus berhujan ria. Terus terang, hampir saja saya memutuskan untuk pulang. Saya telepon Choirul, dan ternyata banya teman yang sudah hadir di sana. Saya pun langsung bersemangat memacu motor jadul saya menuju TIM meskipun hujan mengguyur Jakarta. Alhamdulillah, sampai juga di TIM dengan sambutan yang meriah. Maklumlah saya ini orang besar, eh maksudnya orang yang berbadan besar, hahaha.

[caption id="attachment_163748" align="aligncenter" width="614" caption="Kopdar Kompasiana di TIM Sumber: Choirul Huda"]

1330396548927594987

[/caption]

Kami larut dalam diskusi, dan saya belajar menulis dari abang Juli. Beliau mengatakan bahwa menulis itu terapi jiwa. Jadi menulislah untuk menghilangkan stress atau unek-unek di hati. Tumpahkan kegalauan dan bungkus dengan kata-kata yang memikat hati. Tak salah kiranya bila judul-judul tulisan bang Juli selalu menggoda. Kekuatan Judul sebuah tulisan rupanya memiliki daya tarik tersendiri.

Selain kami ditraktir makan soto lamongan dan berbagai minuman oleh bang Julianto, kami saling sharing dengan pengalaman menulis masing-masing. Setidaknya saya mendapatkan teman-teman baru yang barus saya temui dalam kopdar ini.

Dalam pertemuan itu juga dibahas tentang pembentukan komunitas blogger kompasiana. Bila nanti anda undangan dari komunitas blogger lainnya seperti komunitas blogdetik misalnya, ada dari komunitas blogger kompasiana yang mewakilinya. Kami pun berdiskusi tentang program-program komunitas blogger kompasiana yang dipimpin oleh babeh helmi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline