Lihat ke Halaman Asli

Wijatnika Ika

TERVERIFIKASI

When women happy, the world happier

Love in the Time of Cholera, Bahan Bacaan untuk Kamu yang Kebelet Menikah

Diperbarui: 18 November 2019   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love in the Time of Cholera. Cover oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama

"Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone deeply gives you courage."-Lao Tzu-

Di Karibia (sebuah kepulauan di Amerika Selatan) pada tahun-tahun sulit sebelum mereka punya listrik, mobil, bahkan balon udara yang melintasi kota, ada sepasang remaja menjalin cinta rahasia. Namanya Florentino Ariza dan Fermina Daza. Cinta pandangan pertama mereka dimulai gara-gara sebuah surat.

Florentino Ariza yang bekerja di sebuah kantor pos diperintahkan mengantarkan telegram ke seseorang bernama Lorenzo Daza yang bertempat tinggal di Taman Evangelis.

Pas pemuda tanpa ayah ini memasuki halaman rumah, terlihat olehnya seorang gadis yang seketika itu juga memikat hatinya. Sepasang mata Fermina Daza yang mendongak malu-malu dari ruang menjahit di rumahnya seperti memberi arah baru hidup Florentino Ariza untuk selamanya. Bunga-bunga cinta mulai bersemi indah.

Florentino Ariza adalah anak satu-satunya dari seorang perempuan yang memiliki hubungan gelap dengan seorang lelaki beristri, sehingga anak lelaki itu tidak bisa menggunakan nama belakang ayahnya di belakang namanya. Ia menggunakan nama belakang ibunya sebagai nama belakang. Dan yeah, seluruh kota tahu bahwa ia anak diluar pernikahan.

Meski demikian, Transito Ariza, ibunya si Florentino ini sangat sayang pada anaknya sehingga Florentino Ariza tumbuh sebagai anak lelaki dengan perasaan lembut, penuh cinta, puitis dan halus sekali perasaannya.

Kalau Fermina Daza merupakan anak tunggal Lorenzo Daza yang ditinggal mati ibunya. Sejak kecil ia dirawat oleh bibinya dan seluruh hidupnya dikawal dengan ketat oleh ayahnya yang over protective. Ketiadaan sosok Ibu dan sikap ayahnya yang berlebihan dan suka mengatur membuat gadis ini tumbuh menjadi perempuan keras hati, mudah marah, mudah tersinggung, dan tentu saja tidak punya teman selain rekan kursusnya. Lagipula, karena ia merupakan siswa sebuah sekolah Katolik, ia juga diikat oleh ketatnya peraturan sekolah.

Florentino Ariza dan Fermina Daza menjalin cinta ala remaja mereka dengan saling berkirim surat dengan cara rahasia. Pada masa itu, semua orang dinikahkan dengan cara dijodohkan, sehingga jika ada yang terang-terangan membangun hubungan akan mendapat cibiran masyarakat sebagai manusia binal dan sebagainya.

Dan mereka cukup berhasil membangun hubungan itu selama sekitar 2 tahun hingga seorang suster di sekolah Fermina Daza mengetahui semua itu. Fermina Daza dianggap melakukan dosa dan dikeluarkan dari sekolah dengan tidak hormat. Sebagai Ayah, Lorenzo Daza ngamuk dong mengetahui ternyata di pengantar telegram telah mencuri hati puterinya dengan tidak hormat.

Maka, untuk membuat Fermina melupakan Floentino Ariza, untuk sementara waktu mereka pindah ke sebuah kampung dari kerabat Lorenzo Daza. Perjalanan mereka sangat sulit, karena harus melintasi wilayah pegunungan dan berkendara dengan menggunakan keledai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline