Lihat ke Halaman Asli

I Gusti Made Widya Sena

Semoga harmoni sll

Pikiran dan Cara Mengatasi Perubahannya

Diperbarui: 9 Oktober 2019   03:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pikiran merupakan unsur utama dalam kepala manusia yang digunakan sebagai pusat kehendak, baik itu segala bentuk keinginan, perkataan dan perbuatan dalam merespon pengaruh yang melibatkan unsur dari dalam dan luar tubuh seseorang. 

Jika digunakan dengan benar, maka fungsi pikiran tidak hanya sebagai pusat kehendak, namun juga akan melampauinya. Pikiran yang benar akan berfungsi sebagai jalan yang akan membuka gerbang pintu kesadaran tubuh dan spritual seseorang menuju Tuhan. 

Sebagai relasi abadi antara Tuhan dan ciptaannya, orang tua dan anaknya dan antar sahabat. Relasi ini hanya dapat terjalin ketika tubuh, pikiran dan jiwa seseorang mengalami keseimbangan. 

Yoga sebagai salah satu jalan dalam mengembangkan relasi ini tentunya menetapkan konsentrasi   sebagai salah satu cara untuk mencegah terjadinya perubahan-perubahan didalam pikiran. Konsentrasi akan membantu seseorang  untuk mengalami dan  memahami berbagai bentuk dan jenis perubahan terutama  perubahan yang disebabkan oleh khayalan dan ingatan (memory). 

Jiwa dan pikiran adalah simbol satu kesatuan namun kelihatannya adalah dualisme. Layaknya bensin dengan api. Untuk mengendalikannya maka bensin harus dijauhkan dari api. Jiwa kita harus dipahami dan dikendalikan seperti halnya menjauhkan api dari bensin. Oleh karena itu pada saat berkonsentrasi jiwa berfungsi sebagai subyek bukan obyek. 

Sebagi penonton dan bukan obyek tontonan. Maknanya adalah pada saat jiwa dikuasai oleh indra, maka jiwa akan mengamati segala obyek disekitarnya melalui pikiran, seperti bulan yang dipantulkan dalam riak air, seakan-akan bulan bergerak sendiri. Ini mengapa jiwa mengalami perubahan. 

Dengan melakukan yoga, seseorang akan membantu dirinya sendiri dalam memahami diri dan pikirannya, menghilangkan dualisme di atas dan merasakan kesadaran semesta. 

Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun jika ada disiplin dan kebiasaan tentunya jalan kesadaran spritual akan dapat dimiliki oleh setiap orang yang merindukannya. Semoga harmoni selalu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline