Lihat ke Halaman Asli

Widi Kurniawan

TERVERIFIKASI

Pegawai

Debu Proyek Stasiun Manggarai Beterbangan Mengganggu Penumpang

Diperbarui: 19 September 2022   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Debu proyek beterbangan di Stasiun Manggarai, Senin, 19/09/2022 pagi (foto by widikurniawan)

Stasiun Manggarai memang tengah berbenah besar-besaran dalam rangka menjadikannya sebagai stasiun sentral. Maka wajar saja sebenarnya ketika penumpang harus beradaptasi dengan situasi pekerjaan proyek yang tengah digeber di sisi peron yang tengah dibangun.

Saat ini sejak penerapan switch over ke-5 (SO5) pada akhir Mei 2022 lalu, penggunaan Stasiun Manggarai boleh dibilang masih separuhnya. Peron 6-7 dikhususkan bagi KRL Commuterline Bekasi/Cikarang, sedangkan Peron 12-13 di lantai atas dikhususkan untuk KRL Bogor/Nambo/Jakarta Kota.

Namanya juga pekerjaan proyek dan renovasi besar-besaran, tentu saja suara-suara bising khas proyek juga menambah hiruk pikuk Stasiun Manggarai. Tapi sejauh ini hal itu tidaklah menjadi masalah.

Justru polusi udara berupa debu-debu proyek yang cukup mengganggu penumpang. Kejadian paling mengesalkan pun terjadi pada Senin, 19/09/2022 pagi sekitar jam 08.00 WIB.

"Srakkk!! Sroookk!! Srakkk!! Sroookk!!" dari kejauhan terdengar suara para pekerja proyek tengah menyekop sisa-sisa kotoran pembangunan proyek dan melemparnya ke bawah.

Debu terbawa angin ke area peron yang padat penumpang (foto by widikurniawan)

Keruan saja debu-debu yang berasal dari pasir, remahan semen, dan sisa-sisa kotoran lainnya beterbangan dibawa angin. Saking dahsyatnya, boleh dibilang kumpulan debu itu sudah mirip kabut, terutama di area tempat para pekerja proyek membuang kotoran proyek tersebut.

Parahnya, jam segitu adalah termasuk jam sibuk ketika penumpang yang rata-rata pekerja tengah menumpuk di peron saat menunggu KRL datang untuk melanjutkan perjalanan ke stasiun tujuan.

Bahkan, masker yang menutup hidung dan mulut pun terasa tidak berarti karena aroma debu-debu tersebut sampai bisa tercium. Sedangkan mata otomatis harus cepat dilindungi supaya debu-debu tersebut tidak menyebabkan kelilipan.

Akibat terjangan debu-debu yang dibawa angin tersebut, banyak penumpang yang mengibas-ngibaskan tangannya guna menghalau debu masuk ke pernafasan maupun indera penglihatan.

Proses pembuangan sisa kotoran proyek yang seolah main buang begitu saja sudah pasti berbahaya dan terkesan asal-asalan untuk ukuran pembangunan proyek skala nasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline