Lihat ke Halaman Asli

Widi Kurniawan

TERVERIFIKASI

Pegawai

Naiknya Harga Rokok dan Perilaku Menyebalkan Perokok di Jalanan Umum

Diperbarui: 22 Desember 2021   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi rokok: Unsplash.com/Mathew MacQuarrie 

Harga rokok bakal naik mulai tahun depan akibat naiknya tarif cukai hasil tembakau. Disinyalir harga rokok bisa meroket sampai Rp40.000 per bungkus. 

Apakah hal itu bisa berdampak pada berkurangnya pecandu rokok di negeri ini? Seperti yang sudah-sudah, tampaknya tidak semudah itu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sempat mengeluarkan pernyataan bahwa konsumsi rokok telah menimbulkan beban jaminan kesehatan nasional (JKN) yang cukup besar. Seperti biasa pula, pernyataan seperti ini menuai nyinyiran, terutama di kalangan perokok garis keras yang selalu mengklaim paling berjasa di negeri ini sebagai penyumbang pemasukan negara yang amat besar melalui cukai rokok.

Harus diakui, berdebat dengan perokok memang termasuk susah. Sama halnya dengan menasihati orang yang sedang jatuh cinta melalui jalur cinta buta.

Pertanyaannya, apakah harga rokok yang tinggi bakal membuat konsumsi rokok menurun?

Kalau mau menjawab pertanyaan tersebut, sebaiknya kita melihat di kalangan perokok muda dan anak-anak. Bagaimana daya beli mereka ketika harga rokok membumbung tinggi?

Saya yakin ada pengaruhnya. Seperti halnya saya yang sejak sekolah memilih tidak merokok dengan alasan utama tak cukup mempunyai uang saku untuk beli rokok. Karena duit dari ortu yang seuprit adalah barang berharga yang harus diirit-irit.

Alasan kedua, saat itu cowok yang merokok bakal susah ditaksir oleh teman cewek yang punya selera cowok baik-baik (eh...).

Saya paham bahwa menghentikan kebiasaan merokok bagi perokok aktif memang sangat berat. Banyak kerabat saya yang gagal untuk berhenti merokok. Tapi ada pula yang berhasil berhenti merokok sama sekali, walau harus melalui pengalaman serangan jantung segala. Duh.

Respek bagi perokok yang mampu menghargai hak-hak orang lain yang bukan perokok. Perokok tipe ini biasanya tidak akan merokok di dalam rumah ketika ada anak, istri maupun orang tuanya. Perokok jenis ini juga bisa memilah waktu yang tepat untuk merokok, serta memilih tempat yang sekiranya tidak mengganggu orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline