Lihat ke Halaman Asli

Widdy Dwi Lestari

Mahasiswa UPI

KKN UPI 2021: Program TMBB Membantu Siswa Menjadi Giat Membaca dan Menulis

Diperbarui: 8 Oktober 2021   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pada tahun 2021 merupakan tahun ke-2 Indonesia diserang wabah virus covid-19 yang mengakibatkan banyak yang terjangkit virus tersebut bahkan sampai memakan korban jiwa, selain itu juga banyak perubahan yang terjadi, seperti diharuskannya menerapkan protokol kesehatan apabila bepergian, maupun kegiatan yang serba dalam jaringan (daring), termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Namun pada akhir bulan September tahun 2021 pandemi mulai mereda, pemerintah sudah mulai menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas untuk sekolah, jadi hanya beberapa siswa saja yang bisa ke sekolah untuk belajar secara bergantian asalkan sudah melaksanakan vaksinasi.

Di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) perkuliahan masih dilaksanakan daring begitupun pada kegiatan KKN Tematik pada gelombang 2 ini, tema maupun lokasi disesuaikan dengan pelaksanaannya bisa dilokasi dekat dengan tempat tinggalnya masing-masing. Tema yang diangkat pada gelombang 2 mengenai"Literasi". Lokasi yang saya pilih untuk kegiatan KKN yaitu di SMPN 1 Cikalongwetan yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal saya, dan saya melaksanakan KKN bersama rekan saya.

Di SMPN 1 Cikalongwetan kebetulan akan melaksankan program " TMBB (Tantangan Membaca Bandung Barat)" yang memang sekolah sendiri seringkali ikut serta pada kegiatan tersebut. Program itu dibuat Kabupaten Bandung Barat untuk dapat melestarikan literasi terkhusus Baca Tulis. Kami disana izin berkolaborasi dan ikut bekerjasama dengan pihak sekolah untuk program TMBB tersebut. 

Program TMBB sendiri sering diadakan setiap tahunnya dan dilaksanakan selama 3 bulan, dengan isi kegiatan yang berbeda-beda sesuai kategori yang sekolah pilih. Sekolah memilih kategori Tantangan Sekolah Dedikatif Literasi, dengan tantangan siswa minimal membaca 3 buah buku perbulan, guru minimal membaca 1 buah buku perbulan. Jenis bukunya yaitu fiksi dan non fiksi, bentuk bukunya boleh cetak sebanyak 60 halaman atau e-book dengan 30 halaman. Setelah membaca siswa dan guru diminta mereview hasil bacaannya dituliskan di kertas, lalu hasil review di unggah. Program ini tentunya terdapat reward diakhir yaitu sertifikat dan piagam baik itu untuk guru pembimbing maupun koordinator, siswa hingga ke pihak sekolah.

dokpri

Diadakanlah sosialisasi mengenai program TMBB dan pengetahuan mengenai pentingnya literasi (literasi baca tulis, numerasi, sains dan digital) kepada siswa kelas 7 dengan tatap muka terbatas serta menyeleksinya dengan meminta siswa membaca sebuah teks cerita lalu mereview, maka hasil terbaik akan lolos menjadi peserta TMBB. Selain sosialisasi kepada siswa, kami juga mengadakan sosialisasi kepada orang tua siswa yang terpilih menjadi peserta program TMBB ini, supaya siswa tersebut ada dorongan dari orang tua dan selalu mendapat dukungan hingga bisa menyelesaikan tantangannya. Setiap 2 minggu sekali siswa diminta untuk memperlihatkan hasil baca dan reviewnya kepada guru pembimbing untuk direvisi maupun dibahas sama-sama.  

dokpri

Program ini sangatlah membantu siswa yang terpilih senantiasa terbiasa untuk membaca setiap harinya, apalagi jika siswa peserta TMBB mengajak teman-temannya untuk membaca misalnya dari buku yang telah dibaca olehnya. Maka literasi membaca akan terus ada dan meningkat, yang tentunya akan sangat berguna bagi dirinya untuk masa depan maupun bangsa ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline