Lihat ke Halaman Asli

Wawan Darmawan

https://www.kompasiana.com/wawan24

Situasi Gaza Semakin Sulit, Amerika Serikat Setuju untuk Menjual Senjata ke Israel.

Diperbarui: 31 Desember 2023   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.google.com/amp/s/news.detik.com/internasional/d-7049720/frustrasinya-as-dengan-israel-usai-banyak-korban-sipil-di-gaza/amp

Pemerintah Amerika Serikat kembali melaksanakan penjualan senjata ke Israel tanpa persetujuan kongres, menggunakan dasar keputusan darurat.

Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, memberitahu Kongres bahwa pemerintah telah mengambil keputusan darurat kedua dalam kurun kurang dari sebulan untuk menjual persenjataan kepada Israel.

Penjualan senjata sebesar US$ 147,5 juta ke Israel terjadi pada saat peningkatan serangan Israel di Jalur Gaza terhitung sejak 7 Oktober 2023.

Departemen Luar Negeri AS menyatakan komitmen terhadap keamanan Israel. Memastikan kemampuan Israel untuk menghadapi ancaman adalah penting bagi kepentingan nasional Amerika Serikat.

Senjata itu diperdagangkan ke Israel dalam bentuk paket yang mencakup perlengkapan pendukung, seperti sekring, pengisi daya, dan primer. Semua ini diperlukan oleh Israel untuk memastikan peluru 155mm yang telah mereka beli dapat beroperasi dengan efektif.

Berita dari Washington oleh Al Jazeera menyatakan bahwa Israel memiliki rencana untuk mengakuisisi proyektil M107 155 mm, sebuah amunisi artileri yang dapat menimbulkan kerusakan signifikan di daerah padat penduduk seperti Gaza.

Pada tanggal 9 Desember, pemerintah mengambil langkah darurat lagi dengan menyetujui penjualan hampir 14.000 amunisi tank senilai lebih dari US$106 juta ke Israel.

Beberapa anggota parlemen dari Partai Demokrat mengusulkan bahwa bantuan tambahan yang signifikan kepada Israel harus bergantung pada komitmen konkret dari pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengurangi jumlah korban sipil di Gaza.

Sejak tanggal 7 Oktober, lebih dari 21.000 penduduk Palestina telah kehilangan nyawa di Gaza yang terisolasi, dengan mayoritas di antaranya adalah anak-anak dan perempuan. Ribuan lainnya dilaporkan sebagai orang yang hilang.

Philippe Lazzarini, yang mengepalai Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), menyampaikan bahwa pihak berwenang Israel terus menerapkan "pembatasan ketat" terhadap akses bantuan kemanusiaan, meskipun bantuan telah dikirim dari Mesir melalui penyeberangan Rafah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline