Lihat ke Halaman Asli

Hendra Wardhana

TERVERIFIKASI

soulmateKAHITNA

Inkonsistensi Pos Indonesia Mempersulit Program Literasi dan Pengiriman Buku

Diperbarui: 21 Februari 2019   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menunggu antrean di Kantor Pos Besar Yogyakarta untuk mengirimkan paket buku pada Senin, 18 Februari 2019 (dok. pri).

Sejak awal 2018 berpartisipasi mengirim buku ke pelosok negeri. Namun, baru kali ini paket ditolak oleh Kantor Pos Besar Yogyakarta dengan alasan berat kurang dari 3 kg.

Dalam dua bulan terakhir saya mendapat sejumlah pengalaman kurang menyenangkan terkait pelayanan Pos Indonesia. Namun, kali ini yang ingin saya ceritakan adalah pengalaman terbaru saya di Kantor Pos Besar Yogyakarta.

Pada Senin (18 Februari 2019) saya mendatangi Kantor Pos Besar Yogyakarta di Jalan Pangeran Senopati. Saya sempatkan untuk mengirimkan paket buku yang ditujukan ke sebuah Taman Bacaan Masyarakat yang telah terdaftar sesuai ketentuan. 

Hari itu tiba waktunya program Pustaka Bebas Bea yang biasanya berlangsung tanggal 17 setiap bulannya, tapi mengingat tanggal 17 Februari lalu adalah Hari Minggu maka penyelenggaraannya digeser ke tanggal 18 Februari 2019.

Sudah sejak Januari 2018 saya memanfaatkan Program Pustaka Bebas Bea untuk menghantarkan buku-buku bacaan kepada anak-anak di pelosok negeri. Pernah saya berkirim buku ke Papua, pernah juga ke daerah-daerah yang lebih dekat di Jawa. Sepanjang itu pula biaya pengiriman digratiskan karena ditanggung oleh Kemendikbud.

Program kolaborasi antara Pos Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut sangat membantu pihak-pihak yang ingin berbagi buku dan mendukung program literasi untuk negeri. Pustaka Bebas Bea sangat bermanfaat bagi banyak perpustakaan, taman bacaan, serta pegiat literasi di pelosok negeri yang selama ini menemui hambatan atau keterbatasan untuk mendapatkan buku-buku.

Bulan Februari ini saya bermaksud kembali berpartisipasi. Belasan buku sudah saya siapkan yang dikemas dalam satu kardus. Beratnya kurang lebih 2 kg.

Seperti biasanya saya kembali mengirimkan paket buku itu melalui Kantor Pos Besar Yogyakarta. Mendapat antrean nomor 52 saya menunggu sesaat untuk tiba gilirannya dipanggil menuju loket pelayanan pengiriman. 

Akhirnya di loket nomor 9 saya diterima oleh seorang petugas wanita yang ramah. Saya menyerahkan paket buku yang pada sampul kemasannya telah saya beri tanda berupa tulisan "BERGERAK" sebagai kode Pustaka Bebas Bea. 

Petugas pun mulai memproses pengiriman dengan menimbang paket buku itu lebih dulu. Lalu petugas menyampaikan paket saya ditolak karena beratnya kurang dari 3 kg. Mendengarnya sontak saya terkejut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline