Lihat ke Halaman Asli

Wardatul Widad

Mahasiswa Perbankan Syariah Universitas Islam Malang

Menanamkan Jiwa Entrepreneurship Muslim yang Sukses

Diperbarui: 1 Desember 2022   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Istilah entrepreuner berasal dari bahasa prancis yakni entreprende yang dalam bahasa indonesia diartikan wirausaha atau kewirausahaan. Menuru swasono, entrepreneur dalam akar tradisi indonesia sejalan dengan karakteristik saudagar. Secara harfiah, kata "sau" berarti seribu dan "dagar" berarti akal. 

Artinya, karakteristik saudagar memiliki arti seribu akal tentang bagaimana cara mengelola dan juga memanfaatkan sumber-sumber daya secara produktif serta efisien, serta membuka alternatif dan peluang baru. 

Kewirausahaan adalah kesatuan terpadu dari semangat, nilai-nilai, dan prinsip serta tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa dan negara. 

Kewirausahaan dan Perdagangan dalam pandangan Islam merupakan aspek kehidupan yang dikelompokkan kedalam masalah mu'amalah, yaitu masalah yang berkenaan dengan hubungan yang bersifat horizontal antar manusia dan tetap akan di pertanggungjawabkan kelak di akhirat. 

Dalam berwirausaha, kita juga harus memiliki kreatifitas dan inovasi dalam menjalankannya yang sudah barang tentu berbasis Islam. Kepribadian kita harus baik tentu dibarengi dengan perilaku dan kemampuan atau keterampilan yang kita miliki. 

Sebenarnya ada beberapa faktor pendorong seseorang agar mau untuk menjalankan suatu usaha diantaranya adalah faktor personal artinya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang ada pada diri seseorang, faktor environmental adalah adanya lingkungan yang kondusif, serta lingkungan yang dapat dicontoh dan menjadi tempat belajar, dan faktor sociological adalah partisipasi dari keluarga,famili yang mau menyokong mereka untuk berwirausaha.

Wirausaha yang diterapkan dalam agama islam memiliki nilai-nilai tersendiri yang tentunya mengikuti jejak dari rasulullah SAW diantaranya adalah kejujuran, keadilan, dan konsistensi yang ia pegang teguh dalam melakukan transaksi-transaksi perdagangan. Sejatinya manusia telah diperintahkan untuk selalu menjaga atau memakmurkan bumi dan membawa ke jalan yang lebih baik serta diperintahkan untuk berusaha mencari rizki dengan cara yang halal dan baik. 

Dalam al-quran sendiri telah ditegaskan tentang perintah untuk berdagang, yakni : "Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu dan kepada tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. 

Shaleh berkata : hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."

Konsep kewirausahaan telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, jauh sebelum beliau menjadi Rasul. Rasulullah telah memulai bisnis kecil-kecilan pada usia kurang lebih 12 tahun dengan cara membeli barang dari suatu pasar, kemudia beliau menjualnya kembali kepada orang lain untuk memperoleh keuntungan agar dapat meringankan beban pamannya. 

Bisnis Rasulullah terus berkembang sampai kemudian khadijah menawarkan kemitraan bisnis dengan sistem profit sharing. Selama melakukan kerjasama dengan khadijah, Rasulullah telah melakukan perjalanan dari pusat bisnis di Habsyah,Syiria dan Jorash. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline