Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Berisi Sejarah Mengerikan, Perlukah Merayakan Valentine?

Diperbarui: 16 Februari 2022   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi valentine | sumber: Shutterstock via kompas.com

Dua hari lalu dunia mengenang sebagai perayaan Hari Valentine. Hari yang menjadi bagian kebahagiaan bagi kaum muda---yang berpasangan dan/ kasmaran. Sekaligus menjadi hari "kelam" bagi mereka yang jomlo. Sebabnya, besar kemungkinan tidak ada orang spesial yang memberi mereka cokelat, bunga, kado, atau simbol apa pun yang menggambarkan kasih sayang.

Benarkah begitu?

***

Ada suatu perayaan berdarah yang dipenuhi kekerasan, penyimpangan seksualitas, perjodohan dan hewan kurban. Perayaan yang aneh dan bertentangan dengan etika-moral itu adalah festival Lupercalia. Hari Valentine, yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari diyakini sebagai cabang festival ini.

Dari banyak sejarah valentine yang kompleks, melansir NPR, sejarah valentine justru jauh dari simbol cinta dan kasih. Asal-usulnya berasal dari sebuah festival berdarah dan mengerikan, Lupercalia.

Melansir History, Lupercalia adalah festival pagan kuno yang diadakan tiap tahun di Roma tanggal 15 Februari. Valentine dipercaya sebagai cabang dari festival Lupercalia. Tujuan festival ini untuk menangkal roh jahat dan menolak ketidaksuburan, dirayakan pada abad 6 SM.

Diwartakan NPR, para pria mengorbankan kambing dan anjing, lalu mencambuk para wanita dengan kulit binatang itu yang baru saja disembelih. Sejarawan Noel Lenski (University of Colorado) mengatakan orang-orang yang merayakan Lupercalia dalam kondisi mabuk dan telanjang.

Mengapa festival Lupercalia begitu mengerikan dan brutal? Hal ini bisa dipahami dari legenda tentang asal-usul festival tersebut. Raja kuno Amulius memerintahkan dua keponakan kembar lelakinya, Romulus dan Remus ditenggelamkan ke Sungai Tiber, pembalasan atas sumpah selibat yang dilanggar ibu mereka.

Namun, kedua saudara itu dirawat seekor serigala betina di sarangnya, di dasar Bukit Palatine, tempat Kota Roma didirikan. Kedua saudara itu lalu diadopsi seorang penggembala dan istrinya. Singkat cerita, mereka berhasil tumbuh besar dan membunuh raja sekaligus paman yang menginginkan kematian mereka.

Romulus dan Remus memberi nama goa tempat mereka dirawat serigala dengan nama Lupercal. Penamaan ini untuk menghormati serigala yang menyelamatkan mereka dan dewa kesuburan Romawi Lupercus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline