Lihat ke Halaman Asli

Kris Wantoro Sumbayak

TERVERIFIKASI

Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

Teknologi Chip Implan: Super Praktis, tapi Tetap Harus Kritis

Diperbarui: 14 Desember 2021   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Microchip implan | gambar: nfcchip geekwirecom via liputan6com

Anda suka produk komputer? Pernah mendamba komputer layar transparan seperti milik Tony Stark? Anda sering lupa menaruh kunci, betapa praktisnya keluar masuk rumah tanpanya. Anda suka belanja, bayar pakai kartu debet tapi dompet sering tertinggal? Pasti enak kalau transaksi tanpa kartu atau HP. Belum kalau kuota atau baterainya habis. Repot.

Di era secanggih ini, transaksi dan mobilitas harusnya berlangsung praktis. Budaya cepat, mudah dan murah menjadi keharusan. Kalau bisa satu perangkat untuk semua. Aku pernah membayangkan e-KTP bisa menjawabnya. Mau bayar angkutan umun, belanja, beli pulsa, bayar tol, parkir, dll, cukup gesek dengan satu kartu.

Sayangnya, itu semua terlalu muluk bagi kartu tanda pengenal berlabel elektronik. Betapa tidak, difotokopi saja tidak boleh. Takut pelindungnya rusak, tulisannya tidak terbaca. Menggantinya (dibuat) susah. "Bahannya habis", jelas petugas kecamatan. Terima kasih papa minta saham.

Semua angan yang muluk itu justru terjawab oleh sebuah teknologi chip implan. Mengutip Wikipedia, chip implan mengacu penanaman chip mikro pada manusia. Yakni sebuah perangkat identifikasi sirkuit terintegrasi atau transponder RFID yang terbuat dari kaca dan diimplan pada tubuh manusia. Bahkan punya gaya magnetik.

RFID (Radio Frequency Identification) atau pengenal frekuensi radio adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data dari jarak jauh. Label ini berisi informasi yang disimpan secara elektronik dan dapat dibaca dari jarak beberapa meter. Sistem ini jauh lebih praktis karena tidak memerlukan sistem pembaca kode batang/barcode.

Microchip punya daya magnetik, bisa membuka pintu, mengendalikan komputer tanpa disentuh | gambar: Tiktok/@robot_scott via IG/dtech.engineering

Penanaman subdermal (modifikasi tubuh yang ditempatkan di bawah kulit) biasanya terdiri dari nomor ID unik yang terhubung pada informasi yang termuat dalam sebuah basis data eksternal, seperti identifikasi pribadi, rekam medis, medikasi, dakwaan hukum maupun informasi kontak.

Dengan chip ini kita bisa melakukan transaksi pembayaran, menyalakan smartphone, menyalakan mobil, membuka pintu, semuanya diakses dengan chip berukuran sebutir beras. Cukup mendekatkan anggota tubuh yang ditanami chip, akses langsung diberikan. (liputan6.com) Hidup jadi lebih mudah. Anda minat?

Microchip untuk multi-akses | gambar: thomasnet.com

Melansir liputan6.com, ada beberapa hal menarik tentang implan microchip ini. Teknologi chip implan lekat dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Ini disebut cikal bakal chip pintar yang ditanam di tubuh manusia.

Pada dasarnya, FRID terdiri dari transporder dan detector. Transponder berfungsi mengirimkan data ke detector. Sedang detector membaca sekaligus memodifikasi data di transponder. Diketahui penggunaan chip implan pada manusia pertama kali dilakukan oleh Kevin Warwick (sebutannya Cyborg 1.0) pada 1998.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline