Lihat ke Halaman Asli

Memories

Hanya orang biasa yang tidak berarti apa apa

Puisi | Keabadian

Diperbarui: 19 Januari 2020   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Unsplash.com

Aku, ingin hidup abadi, selamanya, ada bersama kalian terutama dirimu.

Aku ingin hidup abadi, sehingga aku, bisa menenangkan gundah dan resahmu.

Aku ingin hidup abadi, sehingga, aku bisa menceritakan banyak hal saat kita berbincang-bincang berdua sambil menikmati secangkir teh hangat dikala senja.

Aku ingin hidup abadi, menemani malam-malammu yang sunyi, sambil mengingat-ingat kembali smua yang telah kita rencanakan untuk anak-anak kita nanti.

Aku ingin hidup abadi, sehingga kemanapun kamu pergi berkelana, aku selalu bisa mengikutimu tanpa ingin membebani langkahmu.

Ikut merayakan pencapaian demi pencapaian besarmu yang selalu kau ceritakan padaku waktu itu.

Aku, ingin hidup abadi untukmu, melihat ubanmu bermunculan penuh sesak di kepalamu yang sedikit benjol itu. 

Ya, bahkan aku ingin selamanya melihat betapa benjolnya kepalamu.

Jika, waktu telah diatur oleh semesta, keabadian adalah hal terkonyol yang pernah aku minta pada Tuhanku. 

Namun, sekarang keabadian bukan lagi kemustahilan bagiku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline