Lihat ke Halaman Asli

Moh Wahyu Syafiul Mubarok

Part time writer, full time dreamer

Menjaga Tradisi di Tengah Disrupsi

Diperbarui: 13 Februari 2022   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Lucio Patone on Unsplash   

Satu kata kunci yang muncul ketika menyoal peradaban teknologi adalah disrupsi. Bagaimana inovasi yang muncul hari ini digadang-gadang akan membuat using beberapa sektor penting dalam kehidupan. Seperti agenda transformasi digital dalam wadah revolusi industri 4.0 yang mengancam pekerjaan yang sifatnya retention atau berulang. Kehadiran kecerdasan buatan hingga machine learning menyingkirkan banyak jenis pekerjaan.

Hal ini didukung oleh tuntutan industri untuk meningkatkan efisiensi produksi melalui penggantian manusia dengan robot. Sesederhana untuk packing barang hingga perakitan suku cadang. Kondisi ini pun menghadirkan tantangan, bagaimana industri dapat menjaga tradisi di tengah disrupsi. Tesis yang sering kite dengar dikalangan pengamat, bahwa perubahan adalah hal yang wajib dilakukan bila ingin tetap bersaing.

Officina Profume-Farmaceutica adalah sebuah perusahaan parfum yang berbasis di Santa Maria Novella, Florence, Italia. Menariknya, perusahaan tersebut telah bertahan 8 abad, melampaui berbagai pandemi di dunia, bertahan dengan kekayaan tradisional. Perusahaan yang berdiri pada 1221 tersebut turut terlibat dalam pandemi Black Death Eropa pada abad ke-14. Kala itu, perusahaan parfum itu menggunakan air bunga mawar yang sudah didestilasi untuk pembersihan penyakit, yang telah melenyapkan sepertiga penduduk Eropa kala itu.

Perusahaan yang didirikan oleh pastor ordo Dominikan tersebut ternyata juga sebuah apotek. Karena dunia parfum dulu masih terkait dengan pengobatan dan penyembuhan. Sejarah tersebut kemudian menjadi akar terdalam dari warisan apoteker yang membuat Officina Profume-Farmaceutica di Santa Maria Novella dapat bertahan lintas abad. Sebuah tulisan di Financial Times (2021) mengulas reputasinya dibangun di atas kualitas, para pekerja yang gigih, dan naluri bisnis yang hebat.

Uniknya, mereka masih bertahan dengan resep dan cara-cara produksi tradisional. Beberapa proses bahkan masih dilakukan dengan tangan, meskipun sekitar 30 tahun lalu produksi dipindahkan dari laboratorium asli berlantai terakota di Via della Scala ke sebuah pabrik terpadu di pinggir kota. Mereka juga bukan perusahaan yang terburu-buru mengubah banyak hal lantaran tuntutan pasar dan disrupsi teknologi. Ketika mengembangkan wewangian, mereka tidak meluncurkannya secepat mungkin, melainkan mereka akan masuk pasar saat sudah siap. Perusahaan tersebut baru merilis usaha parfum untuk publik pada tahun 1612.

Hal yang membuat Officina Profumo-Farmaceutica di Santa Maria Novella dijadikan contoh konteks tulisan ini adalah ketangguhannya, di tengah kejatuhan beberapa perusahaan yang cepat lenyap. Umur rata-rata perusahaan yag termasuk di dalam kelompok S&P 500 Amerika Serikat telah turun 80 persen dalam 80 tahun terakhir, dari 67 tahun hanya menjadi 15 tahun. Sekitar 76 perusahaan dari kelompok FTSE 100 Inggris juga telah hilang dari daftar itu dalam 30 tahun terakhir.

Sebuah tulisan berjudul "How Winning Organizations Last 100 Years" di majalah Harvard Business Review (2018) menyebut, Sebagian besar bisnis berfokus pada pelayanan pelanggan, memiliki sumber daya, menjadi efisien, dan berkembang. Faktanya, mereka yang bertahan hingga 100 tahun tidaklah mengikuti pola tersebut. Tulisan milik Alex Hill, Liz Mellon, dan Jules Goddard tersebut mengemukakan, bahwa mereka mencoba membentuk masyarakat, berbagi keahlian, menciptakan beberapa peristiwa, hingga fokus untuk menjadi lebih baik, bukan menjadi lebih besar.

Mereka tetap sangat tradisional dalam cara-cara produksi, tetapi bisnis intinya stabil. Perusahaan ini juga selalu memiliki keunggulan yang disruptif. Inilah beberapa hal yang membuat mereka terdepan. Menjadi tradisional tidak berarti mereka berada di belakang, justru mereka malah sering tampil di depan umum. Tentu, tujuannya untuk meningkatkan profil organisasi dan mendorong semua orang disekitar untuk melakukan yang terbaik. Lebih jauh, bila sebagian besar perusahaan berusaha untuk memiliki karyawan hebat dan berbakat serta menjaga agar karyawan yang keluar berkurang, perusahaan seperti Officina Profume-Farmaceutica justru cenderung melakukan sebaliknya. Mereka mempekerjakan dalam jumlah besar staf paruh waktu, secara sengaja, untuk menjaga bisnis tetap segar dan menciptakan aliran ide-ide baru yang berkelanjutan. Cara ini juga memberi mereka akses ke kumpulan orang berbakat yang lebih besar dan mengajak orang-orang sibuk melakukan hal-hal brilian di tempat lain.

Kesetiaan dalam tradisi di tengah arus disrupsi, tidak berarti memegang teguh kultur lama yang mungkin malah menghambat. Mereka memegang teguh tradisi dalam hal tetap menjaga resep dan produk-produk lama mereka. Detil tersebut turut menghadirkan yang lama sebagai keunikan dan nilai jual, namun tetap relevan dengan pasar. Sehingga, jangan sampai kita latah dengan teknologi sehingga buru-buru melakukan disrupsi banyak hal, termasuk melenyapkan tradisi. Bagaimanapun, tradisi erat kaitannya dengan segala yang terjadi hari ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline