Lihat ke Halaman Asli

Wahid Hasyim

Mahasiswa

Broken Home Butuh Kasih Sayang, Bukan Harapan

Diperbarui: 8 Desember 2022   04:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah jatuh ketiban tangga pula, mungkin istilah ini sesuai dengan yang dialami oleh orang yang satu ini. Banyak orang yang memandang anak broken home memiliki prilaku yang kurang baik. Memang hal tersebut tidak salah juga, namun masih banyak juga anak yang mengalami broken home tapi  masih memeiliki sikap baik. FYI, jadi alasan yang melatarbelakangi hal tersebut bukan lain karena mereka itu ingin diperhatikan oleh orang sekitarnya.

Mereka yang mungkin meresa kurang deperhatikan di rumahnya, jadi mereka meluapkan emosi dengan hal yang kurang baik sebagai bentuk pelampiasan dengan apa yang terjadi dengan ayah dan ibunya. Secara psikologis mereka sangat terdampak sekali, bagaimana tidak? Mereka yang seharusnya mendapat kasih sayang kedua orang tua seperti anak pada umumnya, tetapi akibat permasalahan perceraian ayah dan ibunya malah kurang mendapat perhatian. Selain itu, pertengkaran yang kerap terjadi membuat anak secara tidak langsung mengalami depresi dengan apa yang mereka lihat dan rasakan.

Disisi lain anak remaja umumnya memandang temannya adalah segala-galanya, dengan harapan mereka dapat perhatian dari temannya tersebut dan hal ini bukan tanpa alasan. Karena mereka menganggap teman sebagai orang yang dapat memahaminya dan tempat untuk ia bercerita. Oleh sebab itu, tidak sedikit remaja yang terjebak pergaulan bebas  karena salah dalam memilih teman. Yang seharusnya teman adalah orang yang dapat mengarahkan dan memperlakukan temannya dengan baik, tetapi malah memanfaatkannya untuk hal yang tidak baik.

Kasih sayang yang mereka inginkan itu adalah kasih sayang yang tulus dan bukan sekedar harapan belaka, entah itu dari teman atau mungkin orang mereka sukai. alasannya, bukan lain karena mereka di rumah sangat jarang sekali mendapat kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Tentunya mereka tidak mau lagi dan mungkin trauma dengan terjalinnya sebuah hubungan seperti yang orang tuanya alami.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline